Selasa, 11 Maret 2025 BBKSDA Jawa Timur
Gresik, 11 Maret 2025. Di balik hiruk-pikuk kawasan perkotaan Gresik, ada cerita lain yang sering luput dari perhatian, perjumpaan tak terduga antara manusia dan satwa liar. Dalam rentang waktu 17 Februari hingga 10 Maret 2025, Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Gresik menghadapi serangkaian laporan terkait keberadaan ular sanca di pemukiman warga. Dari penyelamatan ini, sebanyak delapan ekor sanca berhasil dievakuasi yang terdiri dari tujuh ekor Sanca Kembang (Malayopython reticulatus) dan satu ekor Sanca Bodo (Python bivittatus).
Evakuasi ini bukan sekadar tindakan penyelamatan, tetapi juga cerminan dari sinergi yang semakin erat antara Balai Besar KSDA Jawa Timur (BBKSDA Jatim) melalui Seksi KSDA Wilayah (SKW) III Surabaya dan tim rescue DamKar Gresik. Kolaborasi ini menjadi bagian dari implementasi program MATAWALI (Penyelamatan Satwa Liar), sebuah inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan respons cepat dalam penanganan interaksi negatif antara manusia dan satwa liar.
Pada 10 Maret 2025, Tim Matawali SKW III Surabaya melakukan translokasi satwa hasil penyelamatan ke Kandang Transit Wildlife Rescue Unit (WRU) BBKSDA Jatim di Jl. Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo. Langkah ini bukan hanya bentuk kepedulian terhadap kesejahteraan satwa, tetapi juga sejalan dengan komitmen yang disepakati dalam forum perangkat daerah RKPD 2026 terkait ketertiban umum dan perlindungan masyarakat (Trantibumlinmas).
Namun, tantangan di masa depan masih terbentang luas. Agar mitigasi konflik manusia dan satwa dapat berlangsung lebih efektif, diperlukan komunikasi yang lebih intensif antara BBKSDA Jatim dan tim rescue setempat.
Selain itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia di tingkat lokal menjadi kunci dalam membangun sistem respons yang cepat dan tepat. Kompilasi data satwa konflik pun menjadi langkah strategis untuk mengidentifikasi pola pergerakan satwa dan mencegah insiden serupa di masa mendatang.
Kegiatan ini adalah pengingat bahwa perlindungan satwa liar tidak hanya bergantung pada petugas BBKSDA Jatim, tetapi juga pada keterlibatan berbagai pihak, termasuk masyarakat. Di tengah lanskap perkotaan yang terus berkembang, kesadaran dan kepedulian terhadap keberadaan satwa liar harus terus ditanamkan. Hanya dengan cara inilah harmoni antara manusia dan alam dapat tetap terjaga.
Sumber: Fajar Dwi Nur Aji - PEH Ahli Muda Balai Besar KSDA Jawa Timur
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5