Menteri LHK Deklarasikan Taman Nasional Baru, Mamberamo Foja Jadi TN ke-57 di Indonesia

Selasa, 15 Oktober 2024 Sekretariat Ditjen KSDAE

Balikpapan, 15 Oktober 2024. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendeklarasikan penetapan Taman Nasional Mamberamo Foja, Papua, pada Rabu, 15 Oktober 2024. Pendeklarasian ini dilaksanakan di Ibu Kota Negara (IKN), tepatnya di Kawasan Persemaian Mentawir, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Pendeklarasian tersebut dihadiri langsung oleh Menteri LHK, Prof. Siti Nurbaya Bakar, didampingi oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), dan mengundang jajaran Duta Besar Norwegia, Penasehat Senior Menteri LHK, Pimpinan Bezof Earth Fund, Pejabat Tinggi Madya dan Pratama, Kepala UPT lingkup KLHK di Kalimantan Timur dan Papua. Dalam gelaran ini, diundang juga Gubernur Papua, Gubernur Papua Tengah, Gubernur Papua Pegunungan, dan Gubernur Kalimantan Timur, serta akademisi juga para mitra.

Dalam laporannya, Dirjen KSDAE menyampaikan bahwa Kawasan Mamberamo Foja, yang sebelumnya adalah kawasan Suaka Margasatwa (SM), memiliki 9 tipe ekosistem alami dan keanekaragaman hayati yang luar biasa. “Tercatat 225 jenis burung, 69 jenis mamalia, termasuk di dalamnya rusa, kangguru, pohon, berbagai jenis kuskus, buaya rawa, dan buaya muara, juga dijumpai 217 jenis kupu-kupu, 60 jenis herpetofauna, dan 56 jenis serangga air. Sementara untuk jenis tumbuhan yang teridentifikasi sekitar 550 jenis tumbuhan di luar palem-paleman, 24 jenis palem-paleman, berbagai jenis anggrek, liken, lumut, paku-pakuan, dan rotan,” jelas Dirjen KSDAE, Prof. Satyawan Pudyatmoko, Selasa, 15 Oktober 2024.

Perubahan dari Suaka Margasatwa menjadi Taman Nasional ini menjadi perhatian. Dirjen KSDAE menyampaikan perlu Unit Pengelola Teknis (UPT) Nasional untuk mengelola Taman Nasional Mamberamo. Untuk sementara, pengelolaan TN Mamberamo akan ditugaskan kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua. Dirjen KSDAE juga mengarahkan untuk menerapkan strategi yang melibatkan masyarakat adat. Menteri LHK dalam sambutannya menegaskan pemerintah daerah dan masyarakat adat memiliki peran penting dalam upaya konservasi, begitu pula pada pengelolaan Taman Nasional. 

Sebagai bentuk simbolik pendeklarasian Taman Nasional Mamberamo Foja, Menteri LHK didampingi Dirjen KSDAE, Duta Besar Norwegia, perwakilan dari Bezos Earth Fund, dan tamu VVIP, memukul tifa, alat musik tradisional Papua. 

“Saya berharap, pengelolaan Taman Nasional Mamberamo Foja ini memberi kebermanfaatan bagi masyarakat adat,” jelas Menteri LHK dalam deklarasi tersebut.


Sumber :

Tim Humas Setditjen KSDAE 


Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini