Mencari Kebenaran Penampakan Si Belang di Solok Selatan

Senin, 27 September 2021

Padang, 27 September 2021. Penampakan satwa liar jenis harimau sumatera kembali terjadi untuk kesekian kalinya di wilayah Sumatera Barat, kali ini terjadi di Nagari Persiapan Balun Pakan Rabaa Tangah Kecamatan Koto Parit Gadang Diatas (KPGD), Kabupaten Solok Selatan. Menanggapi informasi tersebut, Balai Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Sumatera Barat (BKSDA Sumbar) turunkan tim penanganan konflik satwa.
 
Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono, S. TP. M. Sc., menurunkan personil Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III Sijunjung yang diketuai Kepala Resort Solok Afrilius. S IP untuk melakukan tindakan penanganan guna menciptakan ketentraman pada masyarakat dan juga demi keselamatan satwa liar jenis harimau sumatera dari tindakan pemburu liar. Langkah awal dengan  mengumpulkan keterangan dari saksi mata, selanjutnya mencari jejak di lapangan serta memasang kamera trap, dari hasil tersebut akan dianalisa jumlah harimau, umur, dan ukuran serta jenis kelamin sebagai pertimbangan lebih lanjut. Untuk sementara ini, dihimbau kepada warga untuk tidak masuk ke kebun sendirian dan beraktivitas siang hari saja, mengingat satwa ini berburu pada sore, malam hingga pagi hari. Selain itu masyarakat diharapkan membawa petasan untuk dibunyikan di kebunnya ketika sedang beraktivitas.
 
Ditemui di Nagari Persiapan Balun Pakan Rabaa Tangah minggu 26 September 2021 Kepala Resort Solok Afrilius mengungkapkan. "Kita akan lakukan penanganan agar masyarakat tenang dan dapat beraktivitas sprti semula, dilihat dari lokasi kejadian yang bersebelahan dengan kawasan TNKS kita akan lakukan pengusiran dengan menggunakan bunyi-bunyian dengan meriam karbit yang kita bawa".
 
Ditambahkan Afrilius bahwa satwa liar jenis harimau sumatera adalah jenis satwa liar yang sangat menghindari kontak dengan masyarakat. Namun ada dua hal si belang menampakkan diri, yang pertama karena habitatnya terganggu oleh aktivitas masyarakat. Kedua, bisa juga sudah tidak tersedianya kecukupan satwa mangsa akibat perburuan yang dilakukan oleh masyarakat. Jika informasi yang beredar benar, bahwa harimau tersebut adalah induk dan 2 ekor anaknya. Maka kemungkinan sang induk dalam masa menyapih ank harimau untuk belajar berburu satwa mangsa sebagai makanannya. Afrilius juga menjelaskan, sebelum turun ke lapangan, BKSDA Sumbar sudah berkomukasi dengan rekan-rekan dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan KPHL Batang Hari serta berkoordinasi dengan Polsek setempat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan bersama.
 
 
Kronologis pertama kali diketahui dari keterangan salah seorang warga, Randi Risno (Kepala Jorong Sungai Ipuh) yang ditemui di lokasi bahwa pada hari kamis 2 September 2021 saat Randi pergi ke ladang melihat penampakan satwa liar jenis harimau sumatera. Tanpa berpikir panjang Randi langsung lari ke perkampungan dan bercerita kepada warga yang lain bahwa "Saya melihat harimau di jalan menuju ke kebun". Merasa tidak nyaman dengan keberadaan harimau sumatera yang terlihat di kebun tersebut, pada tanggal 13 September Randi lantas membuat Surat pernyataan di Kantor Wali Nagari tentang perjumpaan satwa liar di lokasi kebun yang di alaminya.
 
Tak berselang lama pada tanggal 20 September seorang warga lain yang bernama Jul Masri (46 thn) bersama istrinya saat pulang dari kebun dikejutkan oleh penampakan harimau sumatera di pinggir sungai batang Suliti "Kami melihat 2 ekor harimau saat pulang dari menyadap getah karet di kebun, sekitar pukul 15:30 WIB" imbuhnya. Lantas pada tgl 23 September 2021 seorang kakek bernama Erjon bersama tiga orang cucunya juga melihat penampakan satwa liar jenis harimau sumatera di lokasi yang tidak berjauhan dari lokasi penampakan oleh bapak Jul Masri. Informasi juga diperoleh petugas di lapangan bahwa ada warga atas nama Heri mendapat cerita dari sopir travel yang memberikan kabar melihat harimau sebanyak 3 ekor melintas di jalan ke arah Batang Suliti.
 
Sumber : Balai KSDA Sumatera Barat 
 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini