Monev Rehab DAS IPPKH PT. Adaro Indonesia di SM Kuala Lupak

Rabu, 03 Februari 2021

Sungai Telan Besar, 28 Januari 2021 – Meski sempat tertunda hujan lebat, namun kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH) Rehab DAS PT. Adaro Indonesia di Suaka Margasatwa (SM) Kuala Lupak tetap terlaksana.  Kegiatan monitoring dan evaluasi Rehab DAS ini dilaksanakan oleh tim dari Balai KSDA Kalimantan Selatan yang terdiri dari Kepala Balai, Dr. Ir. Mahrus Aryadi, M.Sc., Kepala SKW II, M. Ridwan Effendi, S.Hut, M.Si., dan juga Kepala Resort SM Kuala Lupak dan SM Pulau Kaget, Ahmad Barkati.  Dalam kegiatan ini hadir pula pihak PT. Adaro Indonesia, pihak PT. Rehabilitasi Lingkungan Indonesia (RLI) dan pihak PT. Desindo selaku vendor kegiatan.  Kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan Rehab DAS PT. Adaro Indonesia di SM Kuala Lupak dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Januari 2021 berlokasi di Sungai Handil Bahagia Desa Sungai Telan Besar, SM Kuala Lupak.  Monitoring dan evaluasi ini dilaksanakan untuk melihat dan menilai tingkat keberhasilan kegiatan Rehab DAS.  Selain itu juga guna menggali kendala atau permasalahan selama kegiatan rehab DAS tersebut, dan kemudian mencari alternatif solusi secara bersama antara pengelola kawasan dan pihak yang melaksanakan Rehab DAS.

2

Monitoring dan evaluasi kegiatan Rehab DAS ini dilaksanakan dengan menggunakan metode observasi lapangan, dimana tim menuju petak yang akan di monitoring dan evaluasi.  Tanaman yang ada di dalam petak dihitung dan diukur pertumbuhannya.  Tanaman yang tidak mampu tumbuh disarankan segera disulam agar persentase dalam satuan luasan tidak berkurang.  Hasil dari kegiatan monev ini didapatkan hasil persentase tumbuh tanaman mencapai 80% – 90%. Namun terdapat gangguan berupa kondisi pasang air laut dan angin laut serta aktivitas kelompok Bekantan di areal tersebut, menyebabkan persentase tumbuh menjadi 50% – 60%.  Pihak vendor segera melakukan penyulaman tanaman terhadap tanaman yang rusak dan persentase tumbuh yang didapat saat ini adalah mencapai 80%.

3

Dalam kesempatan ini pihak vendor penanaman menyampaikan beberapa kendala dalam kegiatan penanaman. Diantaranya adalah kondisi pasang air laut dan angin laut yang cukup kencang, sehingga tanaman yang baru ditanam langsung roboh atau terendam air laut.  Selain itu kendala lainnya adalah kelompok Bekantan yang mencari pakan di areal penanaman, yang secara tidak langsung kelompok Bekantan ini dapat memakan tanaman yang baru ditanam oleh pihak vendor.  Dr. Ir. Mahrus Aryadi, M.Sc. selaku Kepala Balai menyampaikan bahwa kejadian ini termasuk pada kejadian alam yang tidak dapat dielakkan.  Kepala Balai mengingatkan kepada pihak vendor agar mendokumentasikan setiap kegiatan dan kejadian sebagai bentuk pertanggung jawaban pekerjaan.  Dokumentasi tersebut nantinya dapat pula sebagai bukti bahwa kegiatan tersebut telah benar-benar dilaksanakan.  Selanjutnya Kepala Balai menyarankan agar memperhatikan tata waktu atau musim untuk melakasanakan penyulaman, agar tanaman yang disulam tidak lagi terserang ombak dan angin laut. (ryn)

Sumber : Cecep Budiarto, S.Hut - Penyuluh Kehutanan Seksi Konservasi Wilayah II Banjarbaru

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini