Jumat, 10 Juli 2020
Pemerihan, 4 Juli 2020. Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Ditjen KSDAE Indra Exploitasia melakukan kunjungan kerja ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Sabtu 4 Juli 2020. Salah satu agenda kunjungan kerja adalah tinjauan lapangan ke Resort Pemerihan SPTN II Bangkunat, yang merupakan Pos Gajah Patroli TNBBS. Resort Pemerihan dipilih sebagai Pos Gajah Patroli dengan mempertimbangkan karakteristik dan data statistik resort. Berdasarkan data inventarisasi gajah dengan metode DNA pada tahun 2017, diperkirakan populasi Gajah Sumatera di Resor Pemerihan berjumlah 31 ekor (24 betina dan 7 jantan). Home range gajah di Resort Pemerihan ini beririsan dengan aktivitas masyarakat di Hutan Lindung sehingga sering memicu konflik. Dalam 5 tahun terakhir, kejadian konflik antara manusia dengan Gajah Sumatera rata-rata dalam satu tahun adalah 50-80 kali konflik.
Patroli Gajah TNBBS sebelumnya pernah dibentuk pada tahun 2009 di tempat yang sama, Resort Pemerihan. Saat itu, TNBBS memiliki 4 ekor gajah patroli yang berasal dari Taman Nasional Way Kambas (TNWK), terdiri dari 3 ekor gajah jantan dan 1 ekor gajah betina. Pada tahun 2016, karena saat itu dipandang konflik belum terlalu extensif, gajah patroli dikembalikan ke TNWK. Seiring berjalannya waktu, setelah dilakukan kajian dan evaluasi oleh Tim Balai Besar TNBBS, dipandang perlu untuk membentuk kembali Tim Patroli Gajah TNBBS. Keinginan Balai Besar TNBBS untuk membentuk kembali Tim Gajah Patroli terwujud di penghujung tahun 2019, dengan mendatangkan 5 ekor gajah patroli dari TNWK, terdiri dari 4 ekor gajah jantan dan 1 ekor gajah betina.
Plt. Kepala Balai Besar TNBBS Ismanto, S.Hut.,M.P menyampaikan progres pengoperasian gajah patroli TNBBS kepada Direktur KKH Indra Exploitasia, saat kunjungan kerja Bu Direktur. “Kami senang atas dibentuk kembalinya gajah patroli TNBBS di Resort Pemerihan. Untuk biaya pemeliharaan kelima ekor gajah patroli sudah kami anggaran pada DIPA Balai Besar TNBBS tahun anggaran 2020, termasuk honor dari Mahout dan Helper. Dengan adanya gajah patroli ini, diharapkan dapat membantu upaya penanggulangan konflik satwa liar gajah, khususnya untuk konflik yang terjadi di sekitar Resort Pemerihan”, kata Ismanto
Gajah Patroli TNBBS saat ini dikelola dengan melakukan perubahan dan perbaikan, berdasarkan pengalaman Tim Patroli Gajah TNBBS sebelumnya. Salah satu perubahan yang dilakukan adalah dengan merekrut 5 Mahout dan 5 Helper yang merupakan masyarakat setempat, untuk merawat 5 ekor Gajah Patroli. “Dengan merekrut masyarakat setempat sebagai Mahout dan Helper, kita berharap mereka dapat lebih fokus dalam bekerja, dan lebih mudah dalam membangun komunikasi dengan masyarakat setempat. Hal ini sulit dilakukan, saat kita mendatangkan Mahout dari TNWK, seperti saat pertama kali pengoperasion Tim Patroli Gajah oleh Balai Besar TNBBS”, terang Plt. Kepala Balai Besar TNBBS Ismanto, S.Hut.,M.P.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Ditjen KSDAE Indra Exploitasia didampingi oleh Ketua Forum Konservasi Gajah Indonesia Krismanko Padang menyempatkan diri untuk melakukan dialog dengan 10 orang Mahout dan Helper Gajah Patroli TNBBS. Adapun permasalahan yang mengemuka saat dilakukan dialog, salah satunya mengenai kepastian status Mahout dan Helper. “Standar kompetensi untuk Mahout dan Helper perlu kita tentukan untuk menunjang pelaksanaan tugas, dan saya mendorong untuk disusunnya Juknis untuk Mahout dan Helper”, tambah Bu Direktur.
Sumber : Humas Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0