Senin, 18 Mei 2020
Palembang, 18 Mei 2020. Mungkin banyak yang belum mengetahui paras cantiknya sebuah kawasan konservasi di ujung Kepulauan Bangka Belitung yang bernama Taman Nasional (TN) Gunung Maras.
Taman Nasional Gunung Maras terletak di 2 (dua) Kabupaten yaitu Kabupaten Bangka (induk) dan Kabupaten Bangka Barat. Namun yang lebih dominan berada di Kabupaten Bangka. Secara administratif, kawasan ini mencakup wilayah Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka dan Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat. Desa-desa yang melingkupi kawasan Hutan Gunung Maras yaitu Desa Mapur, Desa Riau Silip, Desa Kayu Arang, Desa Berbura (di dalam kawasan) dan Desa Tuik (Bangka Barat). Taman Nasional Gunung Maras ditetapkan menjadi Taman Nasional berdasarkan SK 576/Menlhk/Setjen/PLA.2/7/2016 tanggal 27 Juli 2016.
Kawasan dengan luas sekitar 16.806,91 Ha ini memiliki tipologi ekosistem yang cukup bervariatif. Inilah kecantikan Taman Nasional Gunung Maras yang memiliki tipologi ekosistem yang cukup variatif. Tipe ekosistemnya mulai hutan primer daratan, area berbukit hingga ekosistem mangrove. Keseluruhan tipologi tersebut saat ini kondisinya juga beragam, dari yang masih baik dan terlindung hingga beberapa bagian yang mengalami kerusakan akibat perambahan untuk kebun, pemukiman maupun kegiatan lainnya. Namun secara umum, areal dengan keanekaragaman yang cukup tinggi masih relatif lebih luas dibandingkan areal yang mengalami kerusakan.
Potensi flora kawasan antara lain terdapat 53 species pohon dimana vegetasi penyusun yang paling banyak dijumpai adalah Pithecolobium sp, Palaquium odoratum, Ficus sp., Trema orientalis, Eugenia polyantha, Arthocarpus integra, Arthocarpus chempeden, Havea braziliensis, Garcinia mangostana, Terminalia cattapa, Lancium domesticum, Lancium sp, Nephelium lapaceum, Castanopsis acuminate, Lagestroemia laudoni, Cassia siamea, Leucaena glauca, yang penyebarannya berkelompok. Salah satu flora endemik di Pulau Bangka adalah Pelawan (Tristaniopsis sp.).
Beberapa jenis satwa yang dapat ditemui di Gunung Maras antara lain : monyet (Macaca fascicularis), babi hutan (Sus scrofa), trenggiling (Manis javanica), kancil (Tragulus javanicus), musang (Paradoxurus hermaphroditus), ayam hutan (Gallus varius), biawak (Varanus sp), lutung (Tracypithecus auratus), dan berbagai jenis ular. Saat penelitian tim survey tidak menemukan satwa khas Bangka Belitung, mentilin (Tarsius bancanus). Namun berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat, pada tahun 2010 pernah ditemukan mentilin yang juga merupakan maskot Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini.
Beberapa potensi wisata alam yang sebenarnya dapat dikembangkan lebih lanjut, antara lain potensi air terjun, camp area, lokasi-lokasi yang dapat dikembangkan untuk tracking, pengamatan satwa burung dan berbagai potensi wisata alam menarik lainnya. Pada kawasan ini juga terdapat berbagai hasil hutan bukan kayu yang cukup baik diantaranya rotan, gaharu alam, tanaman obat, tanaman hias dan jamur yang bernilai ekonomi tinggi. Semoga kelestarian Taman Nasional Gunung Maras terus dapat terjaga dan memberikan manfaat bagi masyarakat disekitarnya.
Sumber : Agnes Indra Mahanani - PEH Balai KSDA Sumatera Selatan
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0