Rabu, 22 April 2020
Labuan Bajo, 22 April 2020. Balai Taman Nasional Komodo telah memberlakukan kebijakan penutupan sementara kawasan dari kunjungan wisatawan guna mencegah potensi penyebaran COVID-19 di Labuan Bajo. Selain bermanfaat mencegah potensi penyebaran virus pandemi, penutupan tersebut juga berdampak positif bagi pemulihan ekosistem daratan maupun perairan. Dalam rangka memastikan hal tersebut, tim selam Balai Taman Nasional Komodo melakukan kegiatan identifikasi terumbu karang di perairan Pulau Siaba Besar dan Pulau Mauwan, Taman Nasional Komodo pada tanggal 13 – 17 April 2020 yang lalu.
Kegiatan identifikasi terumbu karang bertujuan untuk mengumpulkan data kondisi terkini terumbu dan tutupan karang. Dasar ilmiah pelaksanaan identifikasi terumbu karang di Taman Nasional Komodo mengacu berdasarkan hasil kajian dari Universitas Diponegoro (2013) dan LIPI (2019) yang telah melakukan kegiatan identifikasi pada periode sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan identifikasi terumbu karang di Taman Nasional Komodo mengacu pada pedoman Reef Health Monitoring (RHM). Data yang berhasil dikumpulkan akan digunakan sebagai informasi dasar dan bahan acuan untuk penerapan kebijakan Tourism Carrying Capacity (TCC) untuk di kedua pulau tersebut kedepannya. Kebijakan TCC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi tingkat kunjungan wisatawan, sehingga potensi ancaman kerusakan terhadap ekosistem terumbu karang dan keanekaragaman hayati bawah laut dari adanya aktivitas manusia dapat ditekan.
Teknis kegiatan identifikasi terumbu karang dilakukan dengan metode underwater photo transect. Tim selam membuat jalur transek dengan panjang 100 meter yang diletakkan sejajar dengan garis pantai guna memperoleh gambaran struktur dan kondisi alami terumbu karang di lokasi pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan, kondisi terumbu karang di perairan Siaba Besar relatif sehat dengan persentase mencapai 71.5%, sedangkan tutupan karang didominasi oleh hard coral (64.5%) dan dead coral (14%). Pada Pulau Mauwan, jumlah terumbu karang yang sehat berada pada angka persentase 32%, banyak dijumpai patahan karang / rubble (63%), sedangkan tutupan karang terdiri dari rubble (44.5%) dan hard coral (23%). Keadaan ini mengindikasikan terjadinya kerusakan ekosistem akibat bom pada waktu lampau.
Apabila dibandingkan hasil pengamatan antara kondisi terumbu dan tutupan karang di sekitar perairan Siaba Besar dan Mauwan, kondisi terumbu karang Siaba Besar relatif lebih sehat daripada Mauwan. Guna menjaga integritas ekosistem terumbu karang dan mencegah potensi kerusakan lebih lanjut khususnya akibat dampak dari adanya aktivitas manusia, maka kebijakan TCC perlu diterapkan. Rekomendasi tim selam Balai Taman Nasional Komodo terhadap upaya pemulihan ekosistem terumbu karang yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan transplantasi karang dan monitoring terumbu karang dengan jadwal pelaksanaan yang konsisten setiap tahunnya.
Sumber : Balai Taman Nasional Komodo
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0