Selasa, 06 Juni 2017
Sumbawa, 6 Juni 2017. Tim dari Balai KSDA Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terdiri dari Kepala Balai, Kepala SKW II Sumbawa, PEH, Polhut serta MMP pada tanggal 6 Juni 2017 sedang melakukan pemantauan vegetasi dan gangguan di KSA Pulau Panjang. KSA Pulau Panjang yang berada di Desa Labuhan Mapin Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa mempunyai luas 1.641,25 Ha dan berjarak lebih kurang 3 km di utara Pulau Sumbawa yang memanjang dari barat ke timur.
Hampir 100% dari KSA Pulau Panjang tertutup oleh vegetasi, sekitar 70% diantaranya merupakan vegetasi mangrove, sedang sisanya merupakan vegetasi savana yang memanjang di tengah kawasan. Pada vegetasi mangrove tersebut dapat dijumpai 11 jenis mangrove sejati, 5 jenis mangrove ikutan dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Vegetasi mangrove didominasi oleh jenis Rhizophora sylosa. Sisanya antara lain : Rhizophora apiculata, Avicenia spp, Bruguiera gymnoriza, Sonneretia alba, Pemphis acidula, Osbornia octodonta. Sedangkan jenis mangrove ikutan antara lain jenis waru laut (Thesphesia populnea) dan Clerodendron inerme.
Pemantauan vegetasi dilakukan pada beberapa jalur di dalam kawasan. Kondisi lumpur setinggi lutut mendominasi pada sekeliling pulau. Hampir tidak ada perubahan vegetasi baik komposisi maupun struktur vegetasi sejak pemantauan terakhir tahun 2015. Pemantauan juga dilakukan pada tengah pulau yang bervegetasi savana. Dua tahun lalu di lokasi ini telah terjadi perladangan liar. Setelah kasus diselesaikan sampai saat ini tidak lagi dijumpai perladangan liar tersebut.
Keberadaan KSA Pulau Panjang sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Desa Labuhan Mapin dimana desa tersebut berhadapan langsung dengan Pulau Panjang. Hantaman ombak besar yang bisa mengikis perbatasan desa dengan laut tidak terjadi. Ombak telah dihadang oleh KSA Pulau Panjang. Selain itu keberadaan vegetasi mangrove di Pulau Panjang merupakan tempat berpijah ikan-ikan yang akan dikonsumsi dan menjadi sumber mata pencaharian masyarakat desa.
Perubahan status KSA Pulau Panjang menjadi Cagar Alam telah diusulkan oleh BKSDA NTB pada tahun 2015 dan telah dilakukan pembahasan di pusat pada akhir tahun 2016, dan saat ini menunggu terbitnya keputusan dari Kementerian LHK. Kawasan ini direncanakan menjadi pusat penelitian mangrove di NTB mengingat vegetasi mangrove di kawasan ini merupakan perwakilan vegetasi mangrove terlengkap di NTB dan lebih dari 80% jenis mangrove di wilayah Bali Nusra dapat ditemukan disini. Semoga tetap lestari
Sumber Info : Balai KSDA Nusa Tenggara Barat
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 4.5