Senin, 03 Februari 2020
Kepulauan Selayar, 31 Januari 2020 - Matahari belum muncul di peraduannya, tapi sesosok manusia telah mulai berjalan di tengah gelap dan sunyinya malam sekitar pukul 03.00 dinihari. Dia mulai berjalan di tepi pantai mencari sesuatu yang hanyut dibawa ombak dan masih bermanfaat.
Ternyata bukan saja mencari barang hanyut, tetapi juga mencari penyu yang sedang bertelur untuk dikonsumsi, dengan kata lain sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Disinilah inti cerita ini dimana Dia yang bernama HASSE alias Asse, orang biasa memanggilnya, yang merupakan predator atau pemangsa telur penyu.
Tanpa rasa takut dan kedinginan Asse mulai berjalan mencari sarang, telur penyu agar bisa diambil untuk dikonsumsi. Dengan keahlian dan pengalamannya, sarang dan telur dengan mudah didapatkannya. Bermodal sebatang bambu kecil yang runcing dibawanya, Asse mulai menusuk nusuk ke pasir yang diduga ada telur penyunya. Setelah telur penyu didapat, Asse kembali ke kampung atau rumah untuk membagikan telur tersebut kepada keluarga dan tetangga untuk dikonsumsi.
"Telur yang saya dapat, saya konsumsi atau saya bagikan ke tetangga." Ujar Asse
Kegiatan ini menjadi rutinitas Asse selama beberapa tahun. Tapi seiring berjalannya waktu, Dia mulai sadar karena adanya sosialisasi dari petugas Taman Nasional Taka Bonerate yang terus digalakkan tentang pentingnya pelestarian penyu dan biota laut langka lainnya.
"Saya tidak tau bahwa Penyu itu penting di lindungi." Kata Asse
Kini, Asse telah berubah 100%. Dari dulunya pemangsa penyu, sekarang menjadi pelestari penyu, dan orang Jinato menyebutnya sebagai pawang penyu.
"Semenjak berubah, Asse datang pagi-pagi ke pos jaga sekedar melaporkan temuan jejak atau sarang Penyu." Cerita Sunadi Buki seorang petugas fungsional PEH di resor Jinato.
Semenjak itu Balai TN Taka Bonerate ikut terlibat dalam kegiatan keteknisan seperti yang dilaksanakan sekarang, survei habitat penyu di resor Jinato. Berkat pengalaman beliau, tim menemukan satu individu Penyu yang sementara bertelur.
"Kami baru-baru melepaskan tukik sebanyak 74 ekor hasil temuan beliau yang kami coba tetaskan secara semi alami, kami ajak warga dan perangkat desa." Ujar Sunadi Buki
Balai Taman Nasional Taka Bonerate terus akan mensosialisasikan, pentingnya satwa purba ini dilindungi baik dalam kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, maupun di luar kawasan TN Taka Bonerate. Penyu adalah salah satu satwa liar yang dilindungi, baik secara internasional maupun nasional. Dari 120-80 telur yang ditetaskan hanya 2 - 3 ekor yang bisa mencapai penyu dewasa, sisanya dimangsa oleh predator, baik itu alami ataupun ulah manusia.
Informasi yang dikumpulkan, sejak Agustus 2019 sampai dengan januari 2020, sudah 12 jejak dan sarang penyu yang Asse temukan. 1 di sisi timur, dan 11 sarang dan jejak di sisi selatan pantai barat Pulau Jinato. Semoga Insafnya Asse sang predator, populasi penyu yang ada di perairan resor Jinato khususnya meningkat dan Taman Nasional Taka Bonerate pada umumnya.
Asse... Penyu....tello'..... Sissi' itu orang kampung Jinato panggil Asse.
Sumber : Hendra Mustajab (PEH Pertama), Asri (PEH Penyelia) - Balai TN Taka Bonerate
Dok. Kegiatan Survei Habitat Penyu SPTN Wil.II Jinato
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 2