BBKSDA NTT Serahkan Santunan Untuk Keluarga Nenohara

Senin, 03 Februari 2020

Kupang, 31 Januari 2020. Teriring rasa prihatin dan dengan ketulusan hati, pada hari Sabtu (18 Januari 2020) Balai Besar KSDA NTT melalui Unit Penanangan Satwa beranjangsana dan menyerahkan santunan kepada keluarga Almarhum Terandus Nenohara di Pangkoto, RT 12 RW 06, Dusun 3, Desa Tesbatan II, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang. Terandus, remaja  berusia 14 tahun menjadi korban serangan buaya muara di Muara Sungai Noehaen, Desa Pakubaun, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang pada hari Jumat, 17 Januari 2020 pada jam 10.00 WITA. Kepedihan mendalam masih dirasakan oleh Daud Nenohara, sang ayah korban, yang menyaksikan anaknya diserang buaya muara dan sempat berupaya menyelamatkannya dari mulut predator itu.

Informasi adanya korban serangan buaya muara ini disampaikan oleh anggota Polsek Amarasi melalui Call Center BBKSDA NTT. Operator kemudian melanjutkan informasi tersebut kepada Unit Penanganan Satwa (UPS) BBKSDA NTT. Atas arahan Kepala Balai Besar KSDA NTT dan setelah menerima briefing singkat dari Koordinator UPS, tim bergerak menuju kediaman almarhum untuk menyerahkan santunan dan melaksanakan pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) di lokasi kejadian.

Sesampainya di Desa Tesbatan II, tim UPS BBKSDA NTT berkoordinasi dengan Kepala Desa terkait agenda penyerahan santunan kepada keluarga korban. Tim juga menyampaikan informasi mengenai status buaya muara, hal-hal yang perlu diperhatikan masyarakat saat berada di habitat buaya, dan upaya UPS BBKSDA NTT dalam rangka penanganan konflik satwa liar dengan manusia. Pemerintah Desa Tesbatan II juga dimohon dukungannya menghimbau masyarakat agar senantiasa waspada dan berhati-hati ketika beraktivitas di habitat buaya muara.

Pemantauan tim UPS BBKSDA NTT bersama Babinkamtibmas dan Kanit Reskrim Polsek Amarasi Timur di lokasi kejadian serangan (Muara Sungai Noehaen) masih dijumpai perlengkapan mencari ikan milik orang tua korban. Lokasi tersebut berjarak 300-400 meter dari laut dan selama ini telah menjadi lahan mencari ikan masyarakat maupun akses menuju mata air serta perkampungan. Menurut penuturan warga setempat, dalam beberapa tahun terakhir ini dijumpai 2-3 ekor buaya muara yang kehadirannya sangat meresahkan. Direncanakan akan dilaksanakan operasi lanjutan antara UPS BBKSDA NTT bersama instansi terkait untuk merelokasi buaya muara.

Hidup berdampingan dengan alam bagaikan dua sisi mata uang. Alam memberikan penghidupan bagi manusia, namun alam juga menjadi rumah bagi satwa liar. Santunan yang diulurkan oleh BBKSDA NTT memang tidak akan menghadirkan kembali Terandus Nenohara, namun ini menjadi tanda kasih untuk meringankan beban psikis keluarganya. Ini menjadi bukti bahwa BBKSDA NTT berupaya hadir di tengah masyarakat sebagai respons atas peristiwa konflik satwa liar dengan manusia sekaligus untuk mencegah terjadinya kejadian serupa.

Sumber : Humas BBKSDA NTT

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini