Semiloka Hiu Paus Taman Nasional Teluk Cendrawasih

Kamis, 12 Desember 2019

Manokwari, 12 Desember 2019. Di Indonesia, hiu paus yang merupakan ikan terbesar di dunia ditemukan di beberapa lokasi seperti di perairan Sabang, Pantai Utara Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Alor, Flores, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) merupakan lokasi di mana hiu paus muncul sepanjang tahun. Ikan yang akrab dipanggil “Gurano Bintang” oleh masyarakat lokal Papua sudah menjadi spesies ikonik untuk TNTC.   

Studi hiu paus di TNTC telah dilaksanakan sejak Mei 2011. Sebanyak 14 penanda satelit (satellite tag) telah dipasang pada 14 ekor hiu paus untuk memetakan pergerakan horizontal dan vertikalnya. Lebih dari 135 ekor hiu paus sudah diidentifikasi melalui photo identification (Photo ID). Sampel jaringan untuk studi genetika juga telah diambil sejak November 2012 dan sebagian telah dianalisa dengan metode mtDNA. Studi mengenai kajian ekologis pakan alami hiu paus dan faktor oseanografinya, serta analisa kesesuaian, daya dukung lingkungan, dan valuasi ekonomi kegiatan wisata hiu paus telah dilaksanakan sebagai rekomendasi untuk mengelola kegiatan perikanan (bagan) dan wisata yang turut mempengaruhi keberadaan hiu paus di TNTC.   

Berangkat dari pengalaman panjang TNTC sebagai kawasan Taman Nasional  dengan hiu paus sebagai spesies ikoniknya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2017 melalui Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) telah menetapkan TNTC sebagai Role Model Pengelolaan Hiu Paus di Indonesia.  

Melalui kegiatan semiloka pada Kamis, 12 Desember 2019 yang diselenggarakan oleh Balai Besar TN Teluk Cendrawasih bersama mitra kerja memberikan pemaparan hasil penelitian mengenai hiu paus dan habitatnya. Hasil studi dari pengelolaan hiu paus ini diantaranya berupa status kemunculan individu hiu paus, sebaran dan pola pergerakan hiu paus, keragaman genetik hiu paus, faktor oseanografi yang mempengaruhi kemunculan hiu paus, kajian ekologis pakan hiu paus dan berbagai studi pendukung lainnya di TN Teluk Cenderawasih. Hasil studi ini perlu disampaikan ke publik agar dapat menjadi pembelajaran bersama untuk pengelolaan konservasi hiu paus di berbagai lokasi lainnya dan menjadi dasar acuan dalam menentukan kebijakan pengelolaan hiu paus di Indonesia, khususnya di TN Teluk Cenderawasih.   

Pada kesempatan ini juga dilakukan peluncuran dua buku  yaitu  buku tentang hasil Penelitian Hiu Paus di Taman Nasional Teluk Cendrawasih (edisi kedua)  yang merupakan hasil kerja sama Balai Besar TNTC, UNIPA, dan WWF-Indonesia serta buku yang kedua yaitu  Meretas Ekowisata Berbasis Konservasi Tradisional di Taman Nasional Teluk Cendrawasih yang dikeluarkan oleh Balai Besar TNTC. Dengan diterbitkannya buku ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan kontribusi bagi pengelolaan di Taman Nasional Teluk Cendrawasih di Papua.

Sumber : Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini