Penyuluh Balai Besar TaNa Bentarum Ikuti Studi Banding Di Baguio City, Filiphina.

Senin, 09 Desember 2019

Filiphina, 8 Desember 2019.  Kegiatan Studi Banding Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat Adat Di Baguio City, Filiphina yang dilaksanakan dari mulai tanggal 3 s/d 8 Desember 2019 bertujuan untuk mempelajari kegiatan – kegiatan pengelolaan hutan bersama masyarakat adat dalam program yang dilaksanakan oleh INREMP (Integrated Natural Resources And Environmental Management Project)  salah satu penerima dana hibah dari ADB.

Kegiatan diikuti oleh 11 orang  yang merupakan organisasi di tingkat tapak penerima hibah luar negeri ADB melalui program FIP (Forest investment Programme) terdiri dari perwakilan Balai Besar TaNa Bentarum, KPH Kapuas Hulu Utara, KPH Kapuas Hulu Selatan, KPH Sintang Utara, BP2HP Pontianak dan Balai PSKL Kalimantan. Dari Balai Besar TaNa Bentarum sendiri diikuti oleh Harri Ramadhan, S.Hut yang merupakan Pejabat Fungsional Penyuluh Kehutanan. Tempat studi banding ini merupakan salah satu lokasi kelompok dampingan dari INREMP yang dianggap sebagai model percontohan yang cukup berhasil dalam meningkatkan pendapatan masyarakat disekitarnya.

Menurut Direktur Forest Management Bureau (FMB) Bapak Nonito M. Tamayo, “Wilayah yang akan dikunjungi termasuk kedalam wilayah DAS Hulu Sungai Chico yang merupakan pemasok air utama di Region Cordilera dan kota – kota disekitarnya. Kegiatan yang telah dilakukan terdiri dari Agroforestry, ANR, Reforestasi, pembangunan jalan desa untuk akses pasar, bantuan alat produksi kopi dan berbagai pelatihan.

“Kegiatan ini sangat baik dan penting untuk dilaksanakan karena dengan diadakannya studi banding ini diharapkan para delegasi bisa mencontoh program – program pada INREMP yang sekiranya dapat membantu kita untuk meningkatkan produktivitas pengelolaan di tingkat tapak” ujar Ibu Catur Endah Prasetiani, Kasubdit PUKHRHA

“Mudah – mudahan kita bisa mencontoh program yang ada disini terutama dengan program yang menggunakan sistem teknologi Geotagging, dimana program monitoring bisa dipantau pada sistem ini, dan selanjutnya adalah peran perempuan dan kelompoknya dalam melaksanakan sistem monitoring yang dilakukan oleh kelompok itu sendiri secara swadaya dan dilaporkan sendiri kepada para pendamping” ujar Harri Ramadhan.

Sumber: Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini