Jumat, 27 September 2019
Parapat, 20 September 2019 - Balai Besar KSDA Sumut bersama Balai Penelitian dan Pengembangan LHK Aek Nauli dan Vesswic (Veterinary Society for Sumatran Wildlife Conservation) bertempat di Hotel Patrajasa, Prapat, Kabupaten Simalungun melaksanakan Workshop Pengembangan Pengelolaan Gajah Sumatera Melalui Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Medis Konservasi dan Diseminasi Hasil Penelitian Penyakit pada Gajah Sumatera, selama 2 hari, 18-19 September 2019. Kegiatan ini untuk mendukung konservasi gajah dalam rangka memenuhi prinsip kesejahteraan satwa.
Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) adalah subspesies dari gajah asia yang hanya berhabitat di Pulau Sumatra. Populasinya semakin menurun dan menjadi spesies yang sangat terancam. Ancaman terbesar kelestarian gajah liar adalah hilangnya habitat akibat konversi hutan menjadi peruntukan lain yang tidak memperhitungkan keberadaan gajah, seperti untuk perkebunan kelapa sawit, HTI Akasia, dan pembalakan liar. Ancaman lainnya yang mungkin adalah perburuan liar untuk mendapatkan gading gajah. Keberadaannya yang terancam di alam mendorong untuk melakukan pelestarian secara ex-situ baik di pusat latihan gajah maupun lembaga konservasi yang harus memenuhi prinsip kesejahteraan satwa.
Workshop dibuka oleh Balai Besar KSDA Sumatera Utara yang diwakili oleh Kepala Bidang KSDA Wilayah II Pematangsiantar, Seno Pramudito, S.Hut, ME. Peserta kegiatan ini adalah Dokter Hewan dari Balai KSDA dan Taman Nasional yang ada di Sumatera, Mahout Balai Besar KSDA Sumatera Utara, PKBSI, IAR, ZSL, SOCP, OIC, dan PRHSD Yayasan Arsari.
Usai pembukaan, dilanjutkan dengan penyampaian materi dengan Narasumber Dokter Hewan dari Thailand yaitu Nikorn Thongtip, DVM, PhD, Department of Large Animal and Wildlife Clinical Sciences, Kasetsart University Kampangsean, Thailand dan Supaphen Sripiboon, DVM , MSc, PhD Department of large animal and wildlife clinical sciences, Faculty of Veterinary Medicine, Kasetsart University, Kampangsean, Thailand.
Hari kedua Workshop tanggal 19 September 2019 kegiatan dilanjutkan dengan praktek pemeriksaan medis gajah di Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC).
ANECC, program wisata dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mendukung wisata Danau Toba melalui pengembangan Konservasi Gajah Jinak (Gajah Sumatera) di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli yang merupakan kerjasama 3 (tiga) Pihak yaitu : Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Sumatera Utara, Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli dan Veterinary Society for Sumatran Wildlife Conservation (Vesswic) yang diresmikan tanggal 7 Desember 2017 oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bapak Ir. Wiratno, M.Sc.
Hasil workshop secara umum adalah peserta mendapatkan ilmu medis tentang Gajah Sumatera dan harapannya kedepan, pengelolaan Gajah Sumatera akan lebih baik, khususnya dalam memenuhi prinsip kesejahteraan gajah.
Sumber: Lisbeth (Penyuluh Kehutanan) - Balai Besar KSDA Sumatera Utara
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0