Tulisan Hati sang Kepala Balai Besar

Rabu, 18 September 2019

Pekanbaru, 18 September 2019. Kabut asap pekat yang terjadi di Provinsi Riau beberapa pekan terakhir telah menjadi isu yang beredar secara nasional, kebakaran hutan dan lahan yang sulit dikendalikan menjadi penyebab asap tidak kunjung hilang. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh banyak pihak, akan tetapi asap masih menutupi awan Provinsi Riau.

Kepala Balai Besar KSDA Riau, Haryono sangat menyayangkan kejadian yang kembali terulang setiap tahunnya. Dalam tulisannya beliau menyapaikan kekcewaannya kepada penyebab kebakaran yang terjadi, selain itu dalam tulisan tersebut Kepala Balai Besar berharap kejadian ini menjadi pembelajaran besar, bukan hanya mencari pihak yang bersalah tetapi mengajak semua pihak untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dengan alasan apapun.

Berikut tulisan Kepala Balai Besar KSDA Riau selengkapnya.

SAHABAT-SAHABAT SEKALIAN...

Assalamualaikum wr. wb.

Sejak beberapa pekan ini, kebakaran lahan dan hutan terjadi kembali...

Kejadian seperti ini selalu berulang setiap tahunnya, dengan tingkat yang tidak sama.

Sahabat sekalian, sebenarnya apa yang menjadikan kejadian ini selalu berulang ?

Apakah ini salah para Bupati, Kapolres, Dandim pada tiap Kabupaten?

Apakah salah Gubernur dengan Kapolda, Korem atau Kodam ?

Atau salahnya Presiden .. Menteri Kehutanan atau siapa ?

Sahabat sekalian,

Darimana sebenarnya asap itu datang? Kata pepatah tidak akan ada asap kalo tidak ada api .. dan bukan hanya pepatah tentunya, fakta menunjukan asap berasal dari api  pembakaran lahan  yg dipersiapkan untuk kebun dan bahkan pemukiman ..

pertanyaan berikutnya siapa yang punya kepentingan membakar ? Tentunya bukanlah Presiden bersama para anggota kabinet..

atau Gubernur, Bupati, Pangdam, Kapolda dst ...

Sahabat..

Dari situ mari kita sedikit luangkan  waktu untuk melihat dengan jernih, dan berpikir rasional...

Bukan dalam rangka membela diri atau mencari kesalahan orang lain..

Tapi saya hanya mengajak kita semua bisa melihat kejadian  berulang ini dengan lebih bijak.

Saya memiliki pemikiran, (yang mungkin salah) bahwa seberapapun upaya pemerintah pusat dan di daerah dalam menangani kejadian pembakaran lahan ini.. tak akan berarti banyak jika nafsu serakah  manusia yang menginginkan jalan  pintas untuk mendapatkan keuntungan secepat2nya dan sebesar2nya.. tetap hidup di atas bumi ini dan dengan congkaknya.. ikut menyalah nyalahkan pemerintah dan pihak2 lain ...

Tidak ada artinya 7 heli yang mondar mandir di atas kita,

Tidak  terlalu berarti juga kehadiran petugas Mangala Agni  kami yang berjumlah lebih dari 200 orang yg tidak pernah pulang untuk memikirkan diri dan  keluarganya.. Apalagi  ikut demonstrasi ke kantor Gubernur..

Karena tanggungjawab mereka berjibaku menangani bencana ini  dengan segala resiko yang dihadapi ... meski nyawa taruhan nya ( 1 org gugur dalam tugas di perbatasan Riau dengan Jambi)...

Tidak lah berpengaruh banyak puluhan kompi Brimob yg didatangkan oleh pak  Tito menangani hal ini di Riau..

Juga kehadiran para TNI yang di BKO kan oleh pak Panglima.. pun tidak terlalu banyak menghentikan kejadian ini....

Sahabatku ...

Saya juga yakin ini bukan musibah yang di turunkan Tuhan untuk masyarakat Riau..,

Tapi ini adalah akibat ulah sebagian masyarakat kita ( baca : termasuk korporasi) yang serakah .. egois ..  yang menginginkan mencapai tujuan dengan cara instan..

Membuka lahan untuk kebun, pemukiman dan usaha lainnya..

Sahabat,

Kadang saya menjadi sedih  hati ..

Saat saat kejadian seperti ini., kita sibuk menunjuk2 pihak2 yang jauh jauh..

hingga tidak sempat berpikir bahwa kita sedang memberikan  ruang bagi para bandit lahan untuk dengan nyaman memupuk nafsu serakahnya ..

Menguasai  lahan dan membakar bakar .. toh banyak para pemikir yang justru harusnya sibuk berfikir solusi justru malah menyalahkan pihak pihak lain ..

Sahabat,

Mungkin pendekatan hukum dan represif ada  pengaruhnya..

tapi menurut saya ., pendekatan  rokhani akan berdampak  yang jauuuh lebih dahsat ...,

Mari kita bicara tentang asap dan kebakaran  tidak harusnya pada saat musim kemarau saat para bandit lahan sibuk menyiapkan lahan  untuk kebun dan perumahannya.. 

Tapi mari kita bicara.. setiap hari tanpa henti dan tanpa bosan... kepada sudara2 kita dan keluarga kita..

Dengan kekuatan  spiritual kita ..

Dengan pendekatan rokhani serta norma2 universalitas..

bukan sekedar ritual dan seremonial....

Sahabat,

Mari kita mulai dari diri kita .., keluarga kita ...

Saling mengingatkan, untuk tidak membiarkan saudara2 kita .., disekitar kita .., kampung kita.., desa kita.., kecamatan kita.., dan kabupaten kita.. membakar lahan dengan alasan  apapun ..

Tidak ada api yang muncul di atas  bumi melayu ini yang muncul begitu saja.. 

Tapi semua api muncul karena kepentingan  dan keserakahan ...

Mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan..

Saya masih harus banyak belajar tentang Riau ..

wallahul muwaffiq, Ila aqwamithariiq..

Wassalamualaikum wr.wb.

 

Haryono

 

Sumber: Balai Besar KSDA Riau

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini