Festival Makanan Tradisional, Bentuk Promosi Wisata Kuliner Sekaligus Pelestarian Alam

Senin, 16 September 2019

Kapuas Hulu, 15 September 2019 - Potensi sumber daya alam yang kaya di bumi Kapuas Hulu telah dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai pendukung ketersediaan pangan. Beragam bahan baku tersebut diolah sedemikian rupa menjadi sebuah kuliner tradisional yang khas dan dapat dinikmati banyak orang sebagai wisata kuliner. Hutan menyediakan sumber bahan makanan bagi masyarakat di sekitar hutan, dan mereka secara turun temurun memanfaatkannya berdasarkan kearifan tradisi untuk menjaga keanekaragaman hayati secara berkelanjutan. Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber bahan makanan alami dari hutan ini juga mendukung upaya perlindungan bentang alam atau landscape yang mencakup sungai dan hutan di dalamnya.

Untuk mendukung tujuan tersebut, Yayasan Riak Bumi menyelenggarakan Festival Makanan Tradisional. Event yang merupakan salah satu rangkaian Festival Danau Sentarum 2019 ini dilaksanakan pada tanggal 14 s/d 15 September 2019 di GOR Lanjak, Kecamatan Batang Lupar, Kabupaten Kapuas Hulu. Dengan tema  “Makanan dari Hutan untuk Perlindungan Landscape”, Festival Makanan Tradisional ini bertujuan untuk mempromosikan praktek-praktek terbaik masyarakat desa di Kabupaten Kapuas Hulu yang memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dalam pemanfaatan bahan makanan dari hutan yang bersifat alami, higienis dan sehat.

Festival yang dibuka oleh Bupati Kapuas Hulu, AM Nasir ini sedikitnya diikuti oleh 23 peserta dari berbagai kelompok masyarakat dan desa di Kabupaten Kapuas Hulu. Tidak terkecuali tim dari Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (Tana Bentarum) turut serta dalam meramaikan kegiatan Festival Makanan Tradisional tersebut. Dengan judul Lauk Kitai Kanyau, Tim yang dipunggawai oleh Yopianus Salamat, Oktaviani, Hajijah, dan Martinah Ating, mencoba untuk menyajikan menu Ikan Semah Pansoh dan Ikan Semah Tunu. Ikan semah pansoh berasal dari ikan semah yang masih segar dan dimasak dalam bambu kemudian dibakar. Dengan racikan bumbu khas Dayak Iban Bantang Kanyau, ikan semah pansoh ini sangat nikmat untuk dimakan. Sedangkan Ikan Semah Tunu adalah ikan semah yang dibakar. Sebagai makanan penutup, Tim menghidangkan minuman berupa Kolak Repo Empasa (Kolak Tepung Ubi), Ae Culin Tuak (Air Suling Tuak), dan Air Papa’ Tebu (Air Suling Tebu).

Acara Festival Makanan Tradisional ini berjalan cukup sukses. Terjadi peningkatan signifakan dari segi jumlah peserta maupun kemeriahan pengunjung Festival Makanan Tradisional ini dibandingkan tahun sebelumnya. Kepala Balai Besar Tana Bentarum, Ir. Arief Mahmud, M.Si. yang hadir memberikan sambutan pada pembukaan acara, turut berada dalam kemeriahan Festival. Beliau berpesan agar masyarakat mengurangi konsumsi makanan cepat saji terutama yang berbahan penyedap non-alami. Balai Besar Tana Bentarum telah mewujudkan pelestarian dan pemanfaatan bahan-bahan alami dari sekitar kawasan hutan antara lain dengan mendirikan Kebun Etnobotani. Kebun ini dikelola oleh masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Betung Kerihun dan menyimpan berbagai tumbuhan lokal terutama sebagai bahan baku pewarna alam yang ramah lingkungan.

 

Sumber: Balai Besar TN Betung Kerihun dan Danau Sentarum

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini