On Air RRI “Antisipasi Kebakaran Hutan” bersama TN MerBeti

Rabu, 11 September 2019

Jember, 10 September 2019. Balai Taman Nasional Meru Betiri (TN MerBeti), BBKSDA Jawa Timur Bidang Wilayah III Jember dan Perum Pehutani KPH Jember bersama melakukan siaran radio (on air) di PRO 1 Radio Republik Indonesia (RRI) Jember dalam dialog interaktif “OPINI dan INSPIRASI” (OPSI).

Kepala Balai TN MerBeti (Maman Surahman, S.Hut., M.Si) menyampaikan bahwa sejak Juli - September telah terjadi 7 (tujuh) kali kebakaran hutan di TN MerBeti, dengan luas total 17,71 Ha yang tersebar di wilayah Resort Sanenrejo, Wonoasri, Bandealit dan Baban.

Penyebab kebakaran karena akses ke kawasan hutan berbatasan langsung dengan kebun masyarakat, untuk menyiapkan lahan pertanian di musim hujan dengan cara membabat dan membakar, kemudian kebakaran meluas ke kawasan.

Dengan kesiapsiagaan tim lapangan bersama masyarakat dan menggandengan stakeholder terkait seperti aparat, camat, kades dan BPBD bisa mengantisipasi kebakaran hutan dan memadamkan apinya.

“Terima kasih kepada petugas, stakeholders dan masyarakat yang bekerjasama membantu antisipasi kebakaran hutan di TN MerBeti.” Ucap Kabalai.

Kepala Bidang Wilayah III Jember BBKSDA Jatim (Setyo Utomo, SH., M.Si) menyampaikan kebakaran yang terjadi lebih banyak di tempat wisata seperti TWA Kawah Ijen dan Argopuro, terutama di jalur pendakian. Rata-rata jenis kebakaran hutan bawah yang diakibatkan ulah manusia.

“Kami menghimbau kepada pendaki gunung dan wisatawan agar membuang sampah pada tempatnya dan tidak membuat api sembarangan. Seperti api unggun, putung rokok dipastikan dimatikan secara tuntas.” Himbau Kabid Wil. III Jember.

 Wakil Administratur Sub Selatan Perhutani Jember (Akhmad Faizal) menjelaskan bahwa kebakaran terjadi bila terbentuk segitiga api yaitu bahan bakar, sumber api dan oksigen. Bila salah satu tak ada maka kebakaran tak terjadi.

Tahun ini sudah terjadi 4 kejadian kebakaran hutan. Untuk antisipasi kebakaran, perhutani pada Juli lalu mengadakan simulasi pemadaman karhutla yang dihadiri juga oleh TN MerBeti dan BBKSDA Jatim.  Selain itu, sosialisasi dan konsul dengan masyarakat terkait dengan pencegahan karhutla.

Dialog interaktif dengan pendengar berlangsung baik. Ada 4 penelepon. Mereka mendukung upaya pelestarian hutan dengan adanya kearifan lokal masyarakat sekitar hutan dalam berinteraksi dengan alam, mencegah illegal logging, melaporkan tipihut kepada petugas, tidak berburu satwa liar di kawasan konservasi, dan mencegah kebakaran hutan.

Hutan milik kita bersama. Mari kita junjung kearifan lokal masyarakat sekitar hutan.

Untuk generasi milenial, bisa menyalurkan aspirasinya dengan bergabung di organisasi kepemudaan seperti kader konservasi, kepramukaan, forum kader konservasi, dan sebagainya.

Kawasan hutan seperti TN MerBeti kaya akan potensi kehati, ini merupakan aset yang peru dijaga untuk kehidupan lebih baik di masa depan.

Sumber: Taman Nasional Meru Betiri

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini