Jumat, 09 Agustus 2019
Batam, 8 Agustus 2019. Desa Binaan Kena Nembey di Kampung Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua mendapatkan peringkat pertama peraih apresiasi desa binaan konservasi dalam rangka HKAN 2019. Desa Binaan Kena Nembey merupakan bagian dari program kerja Resort Tepera Yewena Yosu, BBKSDA Papua, yang didampingi Kepala Resort, Chandra Irwanto Lumban Gaol. Pada Rabu (7/8) plakat apresiasi diberikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc., sementara piagam penghargaan diserahkan oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Ir. Wiratno, M. Sc.. Sedangkan perwakilan Desa Binaan Kena Nembey, yang menerima apresiasi dan piagam penghargaan adalah Kepala Kampung Tablasupa, Salonika Kisiwaitou. Momentum tersebut berlangsung di lokasi Peringatan HKAN 2019, TWA Muka Kuning, Batam.
Dirjen KSDAE sempat menyampaikan pesan kepada Salonika agar terus menularkan ilmunya sehingga menjangkau kawasan yang lebih luas lagi. Salonika adalah satu dari belum banyaknya kepala kampung yang demikian peduli terhadap dunia konservasi. Langkah yang ditempuhnya sangat jelas, yaitu mengalokasikan sebagian dana kampung untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan konservasi, terutama bagi Kelompok Pencinta Alam Amemay di Kampung Tablasupa.
Sementara Kepala Resort Tepera Yewena Yosu, Chandra Irwanto Lumban Gaol, menyampaikan pendapat tersendiri mengenai salah satu pencapaian programnya di Resort Tepera. “Kena Nembey sebagai Desa Binaan Konservasi BBKSDA Papua ke depannya harus bisa mandiri, bersama-sama menuju kesejahteraan masyarakat dan kelestarian Cagar Alam Cycloop. Walaupun nantinya BBKSDA tidak lagi melakukan pendampingan secara intensif seperti sekarang, program-programnya harus tetap berjalan,” ungkap Chandra.
Lebih lanjut Chandra menyampaikan rencana program Resort Tepera setelah pencapaian ini, salah satunya membentuk kelompok desa binaan baru di dua kampung yang menjadi wilayah kerjanya, yaitu Kampung Yongsu Desoyo dan Yongsu Sapari. Chandra melihat kemungkinan potensi yang dapat dikembangkan di kedua kampung tersebut, antara lain, cendewarasih kuning kecil (Paradisaea minor), cenderawasih raja (Cicinnurus regius), dan kanguru pohon (Dendrolagus sp.). Selain potensi, Chandra melihat hal yang sangat penting dan harus segera dilakukan adalah pemulihan kawasan, mengingat Kampung Yongsu Desoyo dan Yongsu Sapari merupakan bagian yang terkena dampak banjir bandang Maret 2019.
Salah satu yang dilakukan Chandra selama melakukan pendambingan di desa binaan konservasi adalah upaya memberikan kesadaran kepada masyarakat yang melakukan perburuan liar dan perambahan kawasan di luar batas kewajaran pemenuhan hajat hidup sehari-hari, menjadi masyarakat yang berpola menjaga hutan dan kawasan cagar alam. Hal ini dapat dilakukan melalui program kemitraan konservasi.
Kepala Balai Besar KSDA Papua, Edward Sembiring, S. Hut., M. Si., menyampaikan, “Selamat dan sukses selalu buat teman-teman yang sudah bekerja keras selama ini. Mari kita bersama-sama tingkatkan apa yang sudah teman-teman kerjakan.” []
Sumber : Balai Besar KSDA Papua
Call Center : 0823 9802 9978
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0