Jumat, 09 Agustus 2019
Bantimurung, 8 Agustus 2019. Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung menerima apresiasi dalam kategori Desa Binaan Konservasi. Penerimaan penghargaan ini berlangsung pada sela-sela perhelatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2019 di TWA Muka Kuning, Batam, pada Rabu (7/8/2019). Dirjen KSDAE, Wiratno, menyerahkan langsung dana pembinaan dan piagam apresiasi kepada Ketua Kelompok Tani Hutan Samaenre Bersatu (KTH Samber), Firdaus. Keakraban terpancar dari keduanya melalui diskusi ringan sebelum pemberian apresiasi. Adalah Desa Samaenre melalui KTH Samber menduduki peringkat kedua sebagai desa binaan konservasi yang berhasil. Karenanya KTH Samber kemudian mendapat ganjaran apresiasi dari Direktorat KSDAE.
KTH Samber telah berhasil membudidayakan jamur tiram di Desa Samaenre, Mallawa, Maros. Kelompok tani hutan ini merupakan binaan taman nasional melalui Resort Mallawa. Tak hanya mampu memproduksi jamur segar dalam jumlah puluhan kilogram per hari namun juga mampu mengolahnya lebih lanjut. Mengolah bahan mentah produksi sendiri menjadi produk makanan yang siap dikonsumsi. Kripik jamur dan abon jamur adalah beberapa produknya yang cukup terkenal.
Sebelum gelaran HKAN 2019 berlangsung Tim Penilai Apresiasi Desa Binaan Konservasi telah mengunjungi rumah produksi KTH Samber pada Rabu (3/7/2019). Melihat langsung aktivitas kelompok secara langsung dalam budidaya dan pengolahan produk jamur tiram.
Tak hanya itu KTH samber juga memiliki dana konservasi melalui program “Seribu Rupiah Untuk Satu Pohon.” Kelompok tani yang beranggotakan tiga puluh orang ini menyisihkan seribu rupiah untuk setiap hasil penjualan produknya untuk penyediaan bibit pohon. Dengan dana konservasi ini kelompok kemudian membuat persemaian untuk menyiapkan bibit. Bibit yang sudah siap tanam kemudian dibagikan secara gratis kepada warga. Membumikan budaya menanam pohon kepada warga yang menetap di daerah penyangga Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.
Semoga ke depan kelompok tani hutan ini terus maju mensejahterahkan anggotanya. Juga terus menumbuhkan jiwa kepedulian mereka akan konservasi alam. secuil aksi nyata lebih bermanfaat daripada riuh orasi.
Sumber : Taufiq Ismail – PEH Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0