Selasa, 09 Juli 2019
Banjarbaru, 5 Juli 2019 – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan melaksanakan kegiatan konsultasi publik review Rencana Pengelolaan Suaka Margasatwa Kuala Lupak Periode Tahun 2020-2029. Kegiatan ini dihadiri berbagai pihak dari unsur dinas terkait lingkup Pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan, Pemerintah Kabupaten Barito Kuala, Camat Tabunganen, Kapolsek Tabunganen, Danramil Tabunganen, Kepala Desa Kuala Lupak, Kepala Desa Sungai Telan Besar, Universitas Lambung Mangkurat, LSM, Mitra BKSDA Kalsel, perwakilan masyarakat sekitar kawasan, perwakilan petambak di SM. Kuala Lupak serta staf Balai KSDA Kalimantan Selatan.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 4 Juli 2019 bertempat di Fave hotel, Banjarbaru.
Maksud kegiatan ini adalah untuk memaparkan draft review rencana pengelolaan Suaka Margasatwa Kuala Lupak periode 2020 – 2029 yang memuat visi, misi, tujuan pengelolaan serta rencana kegiatan kepada para pihak terkait. Sedangkan tujuannya agar memperoleh masukan serta saran dari para pihak guna penyempurnaan draft review rencana pengelolaan Suaka Margasatwa Kuala Lupak.
Metode pelaksanaan kegiatan konsultasi publik ini terdiri dari paparan materi dan diskusi dengan narasumber Ir. H. Zulkipli Yadi Noor, M.Sc Kepala Bappelitbang Kabupaten Barito Kuala, Dr.Ir. Mahrus Aryadi, M.Sc Kepala Balai KSDA Kalimantan Selatan serta Dr. Kissinger, S.Hut.,M.Si Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, dengan moderator Trisnu Satriadi, S.Hut.,M.Si
Kepala Balai KSDA Kalimantan Selatan, Dr.Ir. Mahrus Aryadi, M.Sc memaparkan visi pengelolaan Suaka Margasatwa Kuala Lupak adalah “Terwujudnya Suaka Margasatwa Kuala Lupak sebagai kawasan konservasi mangrove untuk habitat Bekantan dan satwa dilindungi lainnya dengan melibatkan para pihak”.
Lebih lanjut Dr. Mahrus menyampaikan bahwa dalam pengelolaan Suaka Margasatwa Kuala Lupak tidak terlepas dari peran aktif masyarakat. Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan khususnya dalam kegiatan pemulihan ekosistem melalui mekanisme kemitraan konservasi. Perlu diketahui bahwa lebih dari 50 % luas kawasan SM. Kuala Lupak telah mengalami kerusakan.
Kepala Bappelitbang Kabupaten Barito Kuala, Ir. H. Zulkipli Yadi Noor, M.Sc, mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Barito Kuala melalui SKPD terkait sangat mendukung upaya Balai KSDA dalam pengelolaan Suaka Margastwa Kuala Lupak yang lebih baik dengan meningkatkan peran dan keterlibatan masyarakat sabagai mitra kerja.
Dr. Kissinger memaparkan tentang arti penting dari kawasan konservasi dan analisis para pihak untuk kolaborasi kegiatan.
Setelah paparan materi dan diskusi dilanjutkan dengan pembahasan berita acara hasil konsultasi publik yang berisi beberapa rumusan dari rangkuman materi yang disampaikan oleh narasumber maupun topik yang berkembang dari hasil diskusi.
Melengkapi kegiatan konsultasi publik, pada kesempatan ini Dr. Mahrus Aryadi memaparkan tentang proyek perubahan dengan judul Resolusi Konflik Tenurial Kawasan Konservasi Melalui Model Baparuan Di SM Kuala Lupak Kalimantan Selatan.
Tujuan proper ini adalah:
Diharapkan dukungan para pihak sesuai tupoksi masing-masing untuk menyelesaikan Model Baparuan tersebut. (Ryn)
Sumber : M. Ridwan Effendi, S.Hut, M.Si - Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Banjarbaru)
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0