Balai TN Rawa Aopa Watumohai Kembangkan Savana Education Track

Jumat, 05 Juli 2019

Konawe Selatan, 5 Juli 2019. Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) akan mengembangkan destinasi wisata melalui konsep Savana Education Track yaitu integrasi wisata edukasi, tracking dan pengamatan satwa serta menikmati panorama alam di 3 site yaitu Tatangge Education Forest, Mandu – Mandula Education Forest dan Mangrove site. Langkah itu dipilih karena selain dapat meningkatkan kunjungan wisatawan juga mampu menggeliatkan perekonomian masyarakat lokal melalui sektor pariwisata alam.

Beberapa langkah yang akan dilakukan untuk mencapai target ini yaitu dengan membangun jalur integrasi yang menghubungkan 3 site tersebut serta fasilitas wisata pada masing – masing site. Untuk jalur integrasi dari Tatangge Education Forest menuju Mandu – Mandula Education Forest nantinya kita akan memperbaiki jalur trail wisata sepanjang 14 km. Jalur wisata tersebut diperuntukan untuk tracking savanna dan pengamatan satwa dengan menyuguhkan Panorama Alam Savanna dan Pegunungan Watumohai. Sementara untuk jalur integrasi dari Mandu – Mandula Education menuju Mangrove Site, nantinya akan dibangun jalur koridor berupa jembatan kayu serta jembatan penyebrangan (fly over). Pembangunan jembatan ini dikarenakan kedua site ini dipisahkan oleh Zona Khusus (Jalan Poros Tinanggea – Lantari Jaya).

Untuk pengembangan fasilitas wisata di Tatangge Education Forest, nantinya akan dibangun titik kumpul pengunjung (plaza), wahana outbond seperti  (Two Line Bridge, Jembatan Gantung, Bamboo Balance, Landing Net, Jaring Naik, Net Brigde, Burma Bridge, Black Wheel Bridge Jembatan Goyang). Secara administratif lokasi ini terletak di Desa Tatangge Kec. Tinanggea Kab. Konawe Selatan. Pada awalnya site ini ditujukan sebagai sarana pendidikan lingkungan dan semakin berkembang peruntukannya untuk bird watching, camping, photography, penelitian, dan jungle track. Pengembangan yang telah dilakukan di Hutan Pendidikan Tatangge yaitu pembuatan demplot pengembangbiakan Rusa Timor (Breeding Insitu) pada tahun 2018 seluas 5 Ha. Selain untuk pengembangbiakan Rusa Timor, areal ini dikembangkan untuk lokasi rekreasi, outbound serta Pendidikan lingkungan. Fasilitas yang tersedia di site ini cukup lengkap seperti Jalan Setapak, Shelter, Gazebo, Camping Ground, Tourist Information Centre, Wisma panggung, Menara Pengamatan, MCK, Saung Pohon, Cafetaria dan Papan Informasi.

Obyek wisata yang akan dikembangkan selanjutnya yaitu Mandu – mandula Education Forest. Site ini terletak di wilayah perbatasan wilayah administratif antara Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Bombana. Dengan keterwakilan ekosistem yang meliputi hutan dataran rendah, savanna dan mangrove serta keberadaan Gunung Watumohai serta topografi lokasi yang datar dan cukup luas, maka site ini sangat berpotensi menjadi parameter wisata alam kawasan TNRAW (Key Location). Selain itu dilokasi ini juga terdapat sungai dengan debit yang sangat stabil sepanjang tahun dan memiliki kualitas air yang sehat dan jernih serta terdapat kolam yang memiliki kedalaman antara 1-3 M dengan lebar sungai antara 10 - 14 M. Dengan potensi yang dimiliki, site ini sangat cocok untuk wisata edukasi, pemandian alam, jungle tracking, bird watching serta outbond.

Untuk pengembangan fasilitas wisata pada site ini nantinya akan difokuskan pada 5 areal yaitu untuk areal penerimaan/pengelolaan (Loket Pintu Gerbang & Portal), areal publik ( Rest area, Jalan masuk site, Areal Parkir, Mushola, MCK, Shelter, Jalur wisata, Wahana Outbond, Jalur trail wisata), Areal usaha skala kecil bagi masyarakat sekitar, areal pengendalian kebaran hutan (embung sebagai sumber air dalam pengendalian kebakaran hutan) dan jalur integrasi menuju mangrove site (jalur koridor dan fly over).

Obyek wisata terakhir yang akan di kembangkan dalam konsep Savana Education Track ini adalah  Mangrove Site yang terletak di wilayah perbatasan wilayah administratif antara Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Bombana. Lokasi ini pada saat ini ditujukan peruntukannya sebagai sarana pendidikan lingkungan, bird watching, pemancingan, photography, penelitian, dan jungle track mangrove. Sebagai pengendali ruang, area di dalam kawasan mangrove didesain sebagai ruang publik dimana pengunjung dapat menikmati atraksi alam mangrove yang tinggi dan rapat, berenang, menikmati aliran air sungai, melihat aktivitas nelayan serta memancing dengan nyaman di badan Sungai Lanowulu. Dengan potensi ekosistem mangrove terbaik di Sulawesi dan salah satu yang cukup menonjol di Indonesia, lokasi ini nantinya akan dikembangkan sebagai Mangrove Research Centre dan Mangrove Ecotourism Site

Sumber : Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini