Kamis, 04 Juli 2019
Jakarta, 4 Juli 2019. Perkembangan pengetahuan dan inovasi pemulihan ekosistem mangrove telah berkembang. Namun, belum sampai pada tataran implementasi di tingkat UPT. Beberapa hal menjadi kendala karena belum adanya mekanisme “transfer knowledge” dari praktisi/akademisi/pakar bidang mangrove. Berangkat dari kondisi tersebut, Direktorat Kawasan Konservasi, Ditjen KSDAE menyelenggarakan Training of Trainers (ToT) Pemulihan mangrove kepada UPT Ditjen KSDAE di Hotel Aston, Bali pada tanggal 27 sd 29 Juni 2019. Pelatihan ini dikemas dalam bentuk teori dan praktek lapangan yang diampu oleh ahli-ahli dibidang mangrove.
ToT ini bertujuan meningkatkan kemampuan dan kapasitas SDM di tingkat UPT khususnya yang mengelola kawasan konservasi mangrove dengan harapan sebagai ajang pembelajaran dan menambah wawasan tentang teknis pemulihan ekosistem mangrove; meningkatkan pemahaman tenaga lapangan dalam melaksanakan pemulihan ekosistem mangrove serta mempercepat proses implementasi pemulihan ekosistem mangrove.
Ir. Dyah Murtiningsih, MM selaku Direktur Kawasan Konservasi membuka kegiatan ToT yang didampingi Dr. U. Rahmat Mamat, S.Hut., MP, Kepala Subdit Pemulihan Ekosistem Kawasan Konservasi. Pada sesi materi dan praktek oleh Prof. Erny Poeji Rahajoe (Fakultas Kehutanan UGM) dan Magdalena Hehakaya (Tahura Ngurah Rai). Praktek dan tinjauan lapangan dilakukan di lokasi pemulihan ekosistem mangrove Tahura Ngurah Rai, pusat informasi mangrove, dan lokasi Pembibitan Permanen Suwung BPDAS Unda Anyar.
Beberapa materi ToT pemulihan ekosistem mangrove yang disampaikan meliputi: a). selayang pandang pemulihan ekosistem kawasan konservasi; b). Pengelolaan mangrove di Indonesia (Perencanaan); c). Rehabilitasi mangrove – teknik pemulihan ekosistem; d). Pengelolaan mangrove di Tahura Ngurah Rai; e). NSPK pemulihan ekosistem mangrove.
Kerusakan ekosistem mangrove pada kawasan konservasi menjadi perhatian utama dalam kerangka pemulihan ekosistem. Tujuannya adalah untuk mengembalikan kondisi ekosistem ke kondisi asli ataupun sesuai dengan mandat pengelolaan yang ditetapkan.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan pentingnya prioritas pemulihan ekosistem mangrove antara lain meliputi: a). Ekosistem mangrove sebagai habitat satwa liar baik jenis yang dilindungi dan tidakdilindungi; b). Terdapat nilai keragaman hayati tinggi yang mendukung penghidupan masyarakat; c). Kerusakan ekosistem mangrove memiliki dampak kompleks terhadap aspek lingkungan lain secara gradual; d). Ekosistem mangrove merupakan buffer pencegahan intrusi air laut ke daratan; e). Penjerap lumpur, sedimen dan pencegah banjir; f). Penyerapkarbon, dan sebagainya.
Sumber : Gunawan, S.Hut., M.Sc. - PEH Muda Direktorat KK
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0