Senin, 17 April 2017
Ambon, 17 April 2017. Balai KSDA Maluku dalam beberapa waktu terakhir semakin gencar melakukan berbagai kampanye penyelamatan Tumbuhan dan Satwa Liar Maluku dan Maluku Utara melalui kegiatan pameran di tingkat daerah maupun nasional.
Pertama pada perhelatan Festival Legu Gam Moloku Kie Raha yang dilaksanakan di Ternate Maluku Utara, BKSDA Maluku turut serta mengambil bagian selama 22 hari pameran tanggal 25 Maret 2017 sampai 15 April 2017 dengan lokasi pameran yaitu di Lapangan Ngalaramo Kota Ternate. Stand dengan ukuran 6x6 m dipadati pengunjung dari berbagai kalangan usia maupun golongan. Pengunjung yang datang tertarik dengan keberadaan beberapa satwa yang dibawa ke stand seperti Monyet Ekor Hitam Sulawesi/Kera Bacan (Macaca nigra), berbagai jenis reptil, Kasturi Ternate (Lorius garrulus), Kakatua Putih (cacatua alba), Nuri Bayan (Eclectus roratus), Kakatua Jambul Kuning (cacatua galerita) serta Kakatua Jambul Oranye (Cacatua moluccensis). Semua satwa tersebut merupakan satwa sitaan dan temuan yang berada di Kandang Transit SKW I Ternate. Selain mengenalkan tumbuhan dan satwa liar, pengunjung juga diperkenalkan dengan kawasan konservasi terutama yang berada di Maluku Utara. Jumlah pengunjung di stand pameran mencapai 578 pengunjung.
Pameran kedua yang dikuti BKSDA Maluku yaitu Indogreen Environment dan Forestry Expo 2017 yang berlangsung pada tanggal 13-16 April 2017 di Jakarta Convention Center. Promosi potensi Taman Wisata Alam serta keanekaragaman hayati yang berada di wilayah kerja BKSDA Maluku menjadi poin penting dalam kegiatan tersebut. Turut berkunjung ke stand BKSDA Maluku, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ibu Siti Nurbaya Bakar pada hari penutupan pameran tanggal 16 April 2017. Jumlah pengunjung di stand pameran mencapai 500-an pengunjung, berasal dari berbagai kalangan.
Kedua kegiatan pemeran yang berjalan dengan baik, diharapkan dapat menjadi ajang promosi juga upaya penyadartahuan. 29 kawasan konservasi yang tersebar di Maluku dan Maluku Utara dengan potensi keanekaragaman hayati yang tinggi menjadi kekayaan bagi Indonesia pada umumnya dan masyarakat Maluku, Maluku Utara pada umumnya. Upaya promosi dan penyadartahuan yang dilakukan kiranya dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian seluruh pihak akan pentingnya kekayaan, karena Konservasi Bermula dari Peduli.
Sumber Info : Balai KSDA Maluku
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0