Wetland and Us

Jumat, 03 Mei 2019

Lampung Timur, 2 Mei 2019. Hari lahan basah sedunia setiap tahunnya diperingati setiap tanggal 2 Februari, peringatan ini bertujuan untuk mendorong aksi konservasi dan pemanfataan lahan basah secara bijaksana (wise use) melalui aksi nasional dan kerjasama internasional untuk mewujudkan pembangunan secara berkelanjutan (sustainable development).

Direktorat Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial Ditjen KSDAE selaku National Focal Point (NFP) Konvensi Ramsar di Indonesia melaksanakan peringatan hari lahan basah sedunia tahun 2019 di lokasi calon Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Mangrove Labuhan Maringgai, Lampung Timur dengan melibatkan UPT KLHK di Provinsi Lampung, Pemda Provinsi Lampung, Pemda Kabupaten Lampung Timur, Mitra, Perguruan Tinggi serta masyarakat sekitar. Kawasan mangrove ini berada di Desa Sriminosari dan Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur.  Tema yang diangkat pada peringatan ini adalah “Wetland and Us”  dimaksudkan untuk mengingatkan dan menegaskan kembali peran penting eksistensi lahan basah bagi kepentingan manusia, yang antara lain berfungsi sebagai pusat kekayaan hayati, sumber makanan, perikanan, pendukung pertanian, pengendali banjir dan bencana alam lainnya, dan mitigasi perubahan iklim.

Masyarakat yang berada di Desa Margasari dan Sriminosari telah merasakan arti penting lahan basah khususnya mangrove bagi kehidupan mereka. Pada tahun 1990an, pesisir Labuhan Maringgai diterjang abrasi hebat, hal ini antara lain disebabkan pembukaan Kawasan mangrove untuk lahan tambak. Sejak tahun 2005, masyarakat sekitar mulai melakukan kegiatan rehabilitasi mangrove bekerjasama dengan stakeholder terkait. Kegiatan rehabilitasi yang diprakarsai oleh masyarakat ini telah berhasil mengembalikan keberadaan hutan mangrove di dua desa tersebut seluas 900 Hektar.

Keberhasilan kegiatan rehabilitasi tersebut pada saat ini menjadikan Kawasan tersebut sebagai habitat berbagai jenis burung air dan burung migran. Salah satu yang menjadi icon adalah Burung Bluwok/Mycteria Cineria yang populasinya diseluruh dunia hanya sekitar 1500 individu.  

Peringatan Hari lahan basah tahun 2019 dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yaitu penyadartahuan kepada pelajar, lomba menggambar dan mewarnai, penyerahan apresiasi Mangrove Hero, kegiatan penanaman mangrove, dan kunjungan lapangan ke Kawasan mangrove serta habitat burung air.

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan perayaan hari basah ini diharapkan Pemerintah Daerah Lampung Timur menetapkan kawasan mangrove tersebut sebagai Kawasan Ekosistem Esensial Mangrove sehingga dapat memperkuat status perlindungan untuk menjaga kepentingan masyarakat terhadap eksistensi lahan basah sebagai penyangga kehidupan.

Sumber : Direktorat Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial - Ditjen KSDAE

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini