Menggapai Puncak Gunung Merbabu bersama Tim Jelajah 54 Taman Nasional (Bagian #1)

Jumat, 03 Mei 2019

Prolog

Wisata pendakian di Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb) sangat favorit bagi pendaki yang berasal dari : Yogyakarta, Solo, Semarang, Boyolali, Klaten, Bandung, Jakarta, Bekasi, Ciamis, Banten, Surabaya, dan lainnya, bahkan wisatawan mancanegara seperti Australia, Singapura, Malaysia, dan Eropa. Ada tiga event tahunan bagi para pendaki Gunung Merbabu, yaitu HUT RI 17 Agustus, Tahun Baru Hijriyah (1432 H)/1 Suro dan Tahun Baru Masehi.

Jalur Pendakian Selo via dusun Genting (kantor Resort Selo) tak hanya menjadi salah satu pintu masuk pendakian resmi di TNGMb tapi menjadi jalur favorit pendaki. Secara administratif jalur pendakian Selo terletak di Dusun Genting, Desa Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Panjang jalur sampai ke puncak sepanjang 5,6 km dengan kondisi jalur yang cukup baik dan relatif landai.

Inilah yang menjadi salah satu keinginan Tim Jelajah 54 TN Indonesia untuk Menggapai Puncak Gunung Merbabu melewati Jalur Selo. Delapan petugas Balai TNGMb (kantor balai dan Resort Selo) akan mendampingi Tim Jelajah 54 TN Indonesia yang digawangi Medina Kamil, Harley Sastha dan tim yang berjumlah 8 orang. Perjalanan Menggapai Puncak Gunung Merbabu dimulai tanggal 25 s.d 29 April 2019.

Perjalanan ke Pos 1 – 26 April 2019

Sebelum perjalanan ke Pos 1, Tim terlebih dahulu melakukan briefing Menggapai Puncak Gunung Merbabu pada tanggal 25 April 2019. Jarak tempuh Pos Registrasi / kantor Resort Selo ke Pos 1 adalah 17 hm atau 1,7 km dan akan ditempuh sekitar 50 menit dengan rentang ketinggian 1800 – 2200 mdpl. Beberapa poin of interest yang beragam dijumpai diantaranya, HM.2 hamparan rumput di zona tradisional dengan naungan pohon Bintami dan Puspa yang menjulang tinggi serta sapaan nyanyian burung terdengar dengan merdu seperti Bentet kelabu, Tekukur biasa dan Sikatan mugimaki. Perjalanan dari HM.2 hingga HM.7 dirasakan dengan langkah agak berat karena medan cenderung menanjak (agak curam) tetapi terbayarkan dengan rimbunnya pepohonan Puspa (Schima walichii)  dan ramainya kawanan burung berwarna orange Sepah gunung.

Menjelang HM.12 tim menjumpai sekelompok Monyet ekor panjang yang sedang mencari makan di pohon akasia (saat ini musim berbuah). Biasanya monyet jantan turun ke permukaan jalur pendakian, hal ini membuat sebagian pendaki kaget dan merasa was-was akan makanan yang dibawanya. Tapi jika kita tidak mengganggu kawanan monyet tersebut, mereka juga tidak akan merebut apa yang kita (pendaki) bawa selama melewati jalur pendakian ini.

Tim tiba di Pos 1 Dok Malang pada HM.17, rehat sejenak dan bincang kecil tentang apa yang telah dirasakan selama perjalanan tadi. Host Jejak 54 TN, bang Harley dan Medina Kamil bertanya kepada kami Tim Pendamping TN “bagaimana peluang ketemu dengan satwa endemik TNGMb, si Rek-rekan ??!”. Saya menyahut : peluang cukup baik hari ini karena cuaca cerah dan sinar matahari masih bertahan menghangatkan hutan Gunung Merbabu ini.

Perjalanan ke Pos 2

Pos 2 Pandean berada pada patok HM.28 artinya perlu perjalanan 1100 meter atau 40 menit dari Pos 1 (HM.17) dan rentang ketinggian 2200 – 2400 mdpl. 300 meter dari Pos 1 memasuki area pepohonan cukup lebat berupa jenis Kesowo, Pampung dan Sengiran. Berdasar pengalaman petugas pada area ini cukup mudah dijumpai primata jenis Lutung budeng dan Rek-rekan. Tim sudah melewati HM.20 area pepohonan lebat tersebut, tetapi belum menjumpai seekor pun satwa tersebut.

Tim sampai di HM.21 mendekati Simpang Macan, petugas Balai TNGMb (Jarot dan Jupri) melihat primata dengan morfologi tubuh semua gelap/hitam sedang bergelantungan di tajuk pohon Sengiran dan Kesowo sisi kiri jalur. Kemudian Tim Jelajah TN mendekat, kurang dari 1 menit mengamati perilaku primata tersebut, petugas Balai TNGMb dapat mengidentifikasi jenisnya yaitu Lutung budeng (Trachypithecus auratus). Sesi liputan dan dialog alam pun dimulai, host Harley mengawali perbincangan dan tim film sudah sibuk dengan dokumentasi videonya.

Sembari liputan, petugas Balai TNGMb (Jarot) melihat lutung yang berwarna orange-coklat tidak jauh dari lutung dewasa. Si orange ini adalah bayi lutung, warna yang khas saat mereka masih bayi (baca: infant). Interaksi lutung infant ini menarik perhatian host Medina, perbincangan langsung mulai dengan Jarot selaku petugas Balai TNGMb yang cakap menguasai seluk beluk satwa liar di kawasan hutan TNGMb. Puas selama 10 menit berinteraksi dengan kelompok Lutung budeng (6 ekor) di HM.21 ini Tim melanjutkan perjalanan ke Pos 2. Melewati HM.23 (Simpang Macan) Tim kembali berjumpa satwa primata di HM.25. Blususkan ke pepohonan Kesowo dan Sengiran kami lakukan untuk mengetahui jenis primata ini, petugas TN dan host akhirnya mendapati 1 ekor sedang tengger di pohon Kesowo dan teridentifikasi jenis Lutung budeng lagi.

Rasa lelah dan penasaran kami hampir merasuk semua ke jejak yang terus dilewati. Saat yang ditunggu pun tiba, di HM.27 petugas Balai TNGMb (Jarot) melihat satu kelompok primata sedang berkerumun di satu pohon seberang jurang lokasi Tim. Jarot mengamati seksama dan didapat jenis Rek-rekan (Presbytis fredericae) sejumlah 7 ekor. Hal ini menjadi kabar gembira untuk kami semua, bahwa perjumpaan Rek-rekan akhirnya terwujud di HM.27 ini. Kembali, sesi liputan dan interaksi antar tim terjadi cukup lama disini. Mengamati dan mengenal lebih rinci perkembangan populasi dan site monitoring Rek-rekan yang menjadi satwa prioritas TNGMb dilakukan disini. Jempol untuk semua, kata host Harley.

Semua Tim telah sampai di shelter Pos 2 Pandean dengan energi semangat yang bangkit setelah target pertama berjumpa dengan satwa endemik TNGMb Rek-rekan terwujud. Sesaat perjalanan dilanjutkan, Jarot pun menambahkan harapan semangat ke Tim, di area Pos 2 Pandean sampai sebelum Pos 3 biasanya petugas TN saat kegiatan monitoring/survei satwa juga menemukan kawanan Rek-rekan.

Perjalanan ke Pos 3

Medan ke Pos 3 Batu Tulis memiliki rentang ketinggian 2400 – 2600 mdpl berupa datar sampai curam, menempuh jarak 500 meter dari Pos 2 atau dari HM.28 sampai HM.33, dan waktu tempuh normal 25 menit. Kondisi ekosistem di perjalanan dapat dijumpai Kemlandingan gunung yang meranggas, semak, arbei gunung, eidelweiss, dan asam-asaman. Di HM.29 petugas Balai TNGMb (Sukimin) menunjukan pada Tim untuk mencicipi buah arbei gunung yang cukup melimpah, mereka pun berebutan memetiknya dan langsung memasukan ke dalam mulut, senang dan enak rasanya (kata Tim Jelajah TN).

Perjalanan berlanjut sampai di badan jalur pendakian yang agak curam sebelum HM.31, Jarot melihat jauh di depan 2 ekor primata sedang duduk di cabang pohon kemlandingan, setelah di zoom kamera diketahui jenis Rek-rekan. Tim Jelajah TN mendekat dan Jarot menghentikan mereka sembari berkata “Stop, ayo tebak di area ini kita dapat melihat Rek-rekan ??!, silahkan dibuktikan (setiap orang memulai tengak-tengok dimanakah satwa tersebut”. Jarot, jarot.... saya tidak menemukan (kata Medina), begitu juga Tim Jelajah dan petugas TN lainnya “kami tidak lihat ...”.

Selama 5 menit pencarian dan “menyerah”, Jarot kemudian memberikan petunjuk arah posisi keberadaan Rek-rekan, “disana teman-teman, sambil menunjuk ke arah Rek-rekan”. Wah mantap nih Jarot bisa peka akan keberadaan satwa, bahkan dari perjalanan dari Pos 1 tadi sering berjumpa satwa duluan, burung, lutung, dan rek-rekan (kata host Medina Kamil dan Harley Sastha). Tim Jelajah TN mulai melakukan pengambilan gambar dan moment ini dimanfaatkan menerbangkan drone untuk lebih dekat ke Rek-rekan dengan cuaca yang cerah dan berkabut. Tim tiba di Pos 3 Batu Tulis, istirahat dan menyantap makan siang bersama.

Kesimpulan bagian #1

Waktu menunjukkan angka 12.15, kami berada di Pos 3 Batu Tulis dengan kondisi sehat dan aman semua. Kami memulai perjalanan dari Pusat Informasi Pendaki di HM.2 atas Pos Registrasi/Kantor Resort Selo pada angka 08.05. Waktu tempuh sampai Pos 3 Batu Tulis ini sudah kami lalui selama 4 jam 10 menit. Target pertama untuk mengenal satwa endemik TNGMb Rek-rekan pun tercapai dengan 2 kali perjumpaan di HM.27 dan HM.31. Target selanjutnya adalah mencoba sistem pelaporan korban berbasis hotspot di Tower CCTV Sabana 1, grebek pendaki milenial dan menikmati perjuangan menggapai Puncak Gunung Merbabu di Trianggulasi dan Kenteng Songo.

Tabel Informasi Jarak dan Waktu Tempuh (normal) sampai Pos 3 Batu Tulis

No

Rute Pendakian

Jarak

Waktu

mdpl

1

Pos Registrasi (Gerbang) – Pos I Dok Malang atau HM.01 s/d HM.17

1,7 km

50 menit

2.185

2

Pos I Dok Malang – Pos II Pandean atau HM.17 s/d HM.28

1,1 km

40 menit

2.412

3

Pos II Pandean – Pos III Batu Tulis atau HM.28 s/d HM.33

0,5 km

25 menit

2.582

Pengalaman-pengalaman perjalanan berikutnya tetap berlanjut dan akan dituangkan pada tulisan bagian #2. Tunggu ya ...... pasti seru dan tentu saja masih bersama Tim Jelajah 54 TN, Medina Kamil dan Harley Sastha.

 

Sumber : Jarot Wahyudi, S.Hut, M.URP - PEH Balai Taman Nasional Gunung Merbabu

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini