Dampak Pendakian Minim Persiapan Fisik dan Mental : Sehari, 7 Pendaki Tumbang di Gunung Merbabu

Kamis, 02 Mei 2019

Selo, 2 Mei 2019. Suasana pos registrasi pendakian dan kantor Resort Selo Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb) terlihat cukup sibuk di malam yang baru saja beranjak naik. Kesibukan terlihat saat mendata para pendaki yang baru turun dan akan naik dari dan menuju puncak Gunung Merbabu. Maklum, hari itu, Minggu (28/04/2019) merupakan “weekend” terakhir sebelum memasuki bulan Ramadhan. Jadi, tidak heran kalau cukup banyak pendaki yang datang untuk mendaki sejak sehari sebelumnya.

Kumandang adzan maghrib belum lama berlalu, saat tiba-tiba petugas Balai TN Gunung Merbabu Resort Selo mendapat informasi kalau ada dua pendaki wanita yang mengalami hipotermia (penurunan suhu tubuh secara drastis, hingga dibawah 35 derajat celcius). Terpapar cuaca dingin yang cukup lama, hujan, angin dan ditambah kondisi tubuh letih serta asupan gizi yang kurang merupakan salah satu pemicu pendaki dapat terjangkit hipotermia. Juga Termasuk persiapan dan perlengkapan yang manajemennya kurang baik dan kurang tepat.

Saat itu kedua korban sudah mulai menunjukkan gejala penurunan kesadaran, yakni seperti orang yang kesurupan. Dengan sigap petugas taman nasional, relawan dan tim Jelajah 54 Taman Nasional Indonesia yang saat itu masih berada di kantor Resort Selo segera merespon membantu penanganan korban dengan cepat.

Dengan membawanya ke dalam ruangan kantor yang lebih hangat. Seluruh pakaian korban yang basah kami tanggalkan dan kemudian kami ganti dengan yang kering. Ditambah lagi dengan memakaikan jaket, “thermal blanket” dan “sleeping bag” serta air hangat yang dimasukkan dalam “hot pack” untuk menghangatkan tubuh korban. Kedua korban juga kami sugesti agar tenang dan membimbingnya dengan berdoa dan membaca beberapa ayat suci Alquran hingga keduanya sadar kembali. Kami bergantian berupaya menjaga korban tetap sadar dengan mengajak korban untuk berbicara, memanggil namanya dan memberikan motivasi serta memberikan ketenangan.

Tidak berapa lama setelah kedua korban tersadarkan dan kembali ke “basecamp” pendakian untuk makan serta beristirahat, kami kembali mendapat kabar serupa, bahwa ada lagi pendaki wanita dengan gejala yang sama. Kemudian berturut-turut ada lagi informasi, tiga korban yang semuanya juga wanita. Satu pendaki lagi terkena gejala “asthma”. Sedangkan dua pendaki lainnya terserang hipotermia hingga penurunan kesadaran, berhalusinasi dan mengalami histeria. Korban bicaranya melantur, teriak-teriak, berontak, lalu mengancam ingin telanjang membuka bajunya sendiri dan kemudian tubuh menegang. Seolah-olah bukan dirinya sendiri.

Salah satu korban terjangkit hipotermia bernama Yola, dievakuasi dari HM 6 atau sekitar 600 meter dari kantor Resort Selo. Yola terus meracau, teriak-teriak, tertawa dan berontak saat dievakuasi. Sedangkan Vindy jatuh pingsan begitu tiba di depan pos registrasi pendakian, sebelum kemudian sadar, berteriak histeris dan meracau.

Korban yang bernama Vindi dan Yola ini cukup lama kami tangani. Sekitar 3-4 jam sejak korban kami evakuasi ke dalam ruang kantor Resort Selo. Setidaknya hingga pukul setengah satu dini hari. Yola akhirnya sadarkan diri dan dapat kembali mengenali rekan sependakiannya dan bisa makan. Sedangkan Vindi yang sudah sadar lebih dulu telah diantar pulang ke tempat tinggalnya di daerah Boyolali oleh Agung dari Balai TN Gunung Merbabu dan dua anggota tim Jelajah 54 TN Indonesia. Untuk korban yang terjangkit “asthma”, alhamdulillah juga dapat tertangani dengan baik.

Jika ditambah dengan korban sehari sebelumnya (27/04/2019), pendaki pria bertubuh tambun dengan berat sekitar 120 kg yang kakinya terkilir hingga harus ditandu karena sulit untuk melanjutkan kembali perjalanan turun dari Sabana 1 dan pendaki wanita yang terjangkit “ashma”, total mencapai 9 orang pendaki dengan 3 kasus: kaki terkilir hingga sulit berjalan, “asthma” dan hipotermia.

Setelah kami bicara dengan teman korban, sejak siang kawasan sekitar puncak Gunung Merbabu gerimis dan berkabut. Kemudian turun hujan cukup besar. Setidaknya hujan turun terus menerus dari pos 3 hingga ke bawah. Asupan makanan dan minuman kurang. Fisik sudah mulai lelah. Ditambah pakaian ganti korban yang berada dalam ransel semuanya basah kehujanan.

Melihat kejadian di Gunung Mebabu, saat dihubungi melalui telpon, dokter M. Iqbal El Mubarak, Ketua Bidang K3 “Mountaineering” (Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan) “Federasi Mountaineering Indonesia” (FMI) mengatakan penanganan sehari-hari di tempat tersebut harus terbiasa (handling emergency cases for the day to day must be good ). Perlunya komunitas yang sudah terbiasa atau terlatih dengan sebuah pertolongan pertama yang terpadu. Dibuatnya “emergency plan” dalam kasus pertolongan baik dengan jumlah sedikit dan banyak.

Masyarakat, pengelola wisata gunung dan petugas kesehatan yang tinggal di area wisata pegunungan perlu mempelajari penanganan kegawatdaruratan yang terpadu.

Sedangkan Plh Kepala Balai TN Gunung Merbabu, Johan Setiawan menghimbau kepada calon pendaki untuk mampu mengukur diri sendiri sebelum pendakian, apakah dalam keadaan fit atau tidak. Jangan memaksakan diri jika memang tidak fit. Pendaki harus mempersiapkan fisik, logistik dan perlengkapan yg menjamin safety pendaki itu sendiri.

Jadi, untuk sobat jelajah dan konservasi, ayo jadi pendaki gunung yang cerdas, baik dan benar serta bertanggung jawab. Persiapkan perlengkapan, perbekalan, mental dan fisik dengan baik sebelum mendaki. Cek dan ricek kembali semua perlengkapan. Ukur kemampuan diri dalam pendakian. Bila sudah merasa kurang mampu, jangan paksakan melanjutkan pendakian ke puncak. Ingat, bahwa masih diperlukan energi untuk perjalanan turun.

Lakukan riset atau cari informasi tentang gunung yang akan didaki dan pelajari semuanya. Jaga kelesetarian alam dan tidak menerabas batas pelestariannya. Gunakan selalu jalur resmi, khususnya dalam kawasan konservasi seperti taman nasional dan taman wisata alam.

Sumber : Tim Jelajah 54 TN Indonesia dan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini