Seekor Bayi Tarsius fuscus Lahir lagi di TN Bantimurung Bulusaraung

Senin, 17 April 2017

Induk Tarsius fuscus memapah anaknya yang baru lahir. Sang bayi telah memiliki bulu yang cukup lebat namun belum bisa melihat dengan jelas, sehingga tak bisa jauh dari induknya.
Foto : Taufiq Ismail

Camba, 17 April 2017. Tarsius yang berada pada Dome pengamatan di Pattunuang ada yang melahirkan lagi. Pada hari Senin, 17 April 2017, seekor bayi Tarsius fuscus lahir di kandang atau dome pengamatan semi permanen lainnya,  yang berada di Resort Pattunuang, SPTN Wilayah II Camba, Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul). Betapa senang pegawai TN Babul mendengar kabar ini.

Bayi mungil ini lahir pada pagi hari tepat Pukul 07.53 WITA, berdasarkan hasil pantauan CCTV yang terpasang dalam dome pengamatan. Dome pengamatan Tarsius yang dibangun sejak tahun 2012 ini merupakan hasil kerjasama antara Balai TN Babul dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar untuk penelitian perilaku Tarsius fuscus di dome pengamatan.

Kehamilan induk tarsius ini telah diketahui pawang tarsius TN Babul, Pado dan penelitinya, Indra sejak awal bulan Februari 2017 lalu. “Secara kasat mata perut induk Tarsius ini sedikit membesar dari biasanya sehingga perlu dipantau secara intensif untuk melihat langsung proses kelahirannya” tutur Pado saat kami bertemu awal Februari lalu.

“Beberapa jam berselang, setelah dapat kabar gembira ini kami, Tim PEH TN. BABUL melihat langsung kelokasi. Anak dan induk tarsius tampak sehat” ucap Usman, Pengendali Ekosistem Hutan TN Babul. Ini adalah kelahiran kedua tahun ini, setelah kelahiran pertama pada awal Februari 2017 yang lahir di dome pengamatan kedua yang letaknya terpisah dari dome kelahiranTarsius sebelumnya.

“Kelahiran ini sangat penting bagi TN Babul, mengingat satwa ini termasuk salah satu dari 25 satwa prioritas target kinerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang akan ditingkatkan populasinya secara nasional” tutur Sahdin Zunaidi, Kepala Balai TN Babul. Satwa primata ini juga termasuk jenis endemik dan dilindungi undang-undang sehingga perlu mendapat perhatian termasuk konservasi insitu (sanctuary) dan eksitu jika memungkinkan, tambahnya. (mael/tnbabul)

Sumber Info : Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini