Sabtu, 15 April 2017
Yogyakarta, 15 April 2017. Pendakian gunung saat ini tidak hanya sebuah kegiatan hobi maupun olahraga, melainkan sudah menjadi destinasi wisata alam yang sangat menjanjikan Salah satu destinasi pendakian gunung adalah Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Bahkan potensi TNGM ini diwadahi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2011 menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional pada tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional Tahun 2010 – 2025. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) merupakan kawasan yang memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.
Balai TNGM tahun ini akan membuka jalur pendakian baru, yakni jalur Sapuangin di sisi tenggara Gunung Merapi, yang secara administrasi terletak di Desa Tegalmuyo, Kec. Kemalang, Kab. Klaten, Prov. Jawa Tengah. Selain menyuguhkan sisi lain dari panorama Gunung Merapi, juga dimaksudkan untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pendaki pada saat peak season aktivitas pendakian gunung, seperti :
Pasca erupsi Merapi tahun 2006 dan 2010, jalur pendakian yang resmi hanya tersisa satu jalur yaitu jalur Selo, di Desa Lencoh, Kab. Boyolali, dari semula sebanyak 5 (lima) jalur pendakian, yaitu jalur pendakian Kinahrejo (sisi selatan), jalur pendakian Babadan (sisi barat laut), jalur pendakian Sapuangin (sisi tenggara), jalur pendakian Lendong (sisi timur), dan Selo (sisi utara).
Berdasarkan data statistik Balai TN Gunung Merapi tahun 2016, peningkatan jumlah pengunjung selama 5 tahun (2011-2015) yang mendaki melalui jalur Selo tercatat 12,85% per tahun, belum termasuk pendaki yang masuk melalui jalur ilegal. Hal inilah yang menjadi latar belakang Balai TN Gunung Merapi melakukan kajian selama lebih kurang 3 (tiga) tahun secara bersama-sama dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), MAPALA Silvagama Fak. Kehutanan UGM Yogyakarta, SAR Kabupatem Klaten dan masyarakat setempat. Dalam perencanaan TN. Gunung Merapi, jalur pendakian Sapuangin ini telah diakomodir menjadi zona pemanfaatan sesuai Keputusan Dirjen KSDAE Nomor : SK.37/KSDAE/Set/KSDAE.0/2/2016 tanggal 11 Februari 2016.
Kegiatan Workshop Pengelolaan Pendakian Gunung Merapi ini, merupakan rangkaian pembukaan jalur pendakian Sapuangin yang rencana dibuka pada bulan Mei 2017. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring masukan para pihak terkait dengan penyempurnaan draft prosedur standar (SOP) pengelolaan pendakian Gunung Merapi yang telah disusun oleh TIM Balai TN. Gunung Merapi. Masukan dari berbagai pihak yang hadir pada acara ini sangat diharapkan mengingat Gunung Merapi ini merupakan salah satu gunung api teraktif di dunia. Pokok-pokok pikiran dari para peserta diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan motivasi bagi kita semua untuk bersama-sama menjadikan Pengelolaan Pendakian Gunung Merapi dapat dilakukan secara kompeten dan profesional tanpa mengesampingkan keselamatan pengunjung dan tetap menjaga kelestarian alam.
Pengelolaan ini menjadi tanggungjawab Balai TN. Gunung Merapi selaku pemangku kawasan, namun pelibatan dengan para pihak dan masyarakat pecinta dan peduli kegunungapian diharapkan dapat mempercepat terwujudnya Manajemen Pengelolaan Pendakian yang “keren”.
Sumber Info : Balai TN Gunung Merapi
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0