Pahangga Kekei, Oleh-Oleh Desa Ekowisata Ilomata

Minggu, 03 Februari 2019

Gorontalo, 3 Februari 2019. Desa Ilomata, jangan ditanya secantik apa desa yang berada di pinggiran Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, yang setiap sudutnya adalah keindahan.

Warga desa telah bersepakat untuk memajukan desanya dengan pendekatan pariwisata, bahkan mereka telah menganggarkan dana desanya untuk kepentingan ini. Bagaimana desa terpencil ini disulap menjadi desa yang nyaman dan layak dikunjungi oleh wisatawan, termasuk yang datang dari mancanegara.

Ada beberapa hal yang harus dikembangkan, seperti potensi budaya beserta alamnya yang masih sangat asri. Kebun-kebun warga yang masih menyimpan keanekagaman hayati berlimpah, burung, kuskus beruang, tarsius, hingga ular dan biawak.

Namun, tak elok jika sudah berkunjung disini tidak membawa oleh-oleh. Inilah yang menjadi ciri khas buah tangan dari desa ini, pahangga kekei.

Pahangga kekei seperti gula merah dalam kemasan mungil, yang disain untuk menjadi buah tangan bagi wisatawan yang datang ke desa nan sejuk ini.

“Gula merah ini berbahan baku air nira aren, yang disadap dari kebun-kebun warga setiap hari,” kata Shoman Usman, Ayahanda Desa Ilomata, Ayahanda adalah sebutan Kepala Desa dalam bahasa Gorontalo, Sabtu (2/2/2019).

Untuk membedakan dengan gula merah dari luar adalah kemasannya. Di desa ini bentuknya dibuat mungil, segenggaman orang dewasa. Gula ini pun dibungkus dalam daun woka kering (livistona) yang artistik, sehingga enak dilihat, klasik dan mudah dibawa.

“Saat ini belum skala komersial, hanya sebagai oleh-oleh gratis bagi pengunjung ke sini. Nantinya kami akan kembangkan skala komersial,” kata Shoman Usman.

Tradisi membuat gula aren ini, ternyata diwarisi leluhur mereka yang juga hidup di dalam kawasan penyangga, mereka memanfaatkan air nira yang berlimpah untuk dibuat gula dan dijual di pasar tradisional setiap hari Kamis di ibukota kecamatan, Tapa.

Pahangga di Desa Ilomata ini diproduksi kelompok oleh masyarakayt Anoa, yang dibina oleh Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone dengan pendampingan dari Enhancing the Protected Area System in Sulawesi for Biodiversity Conservation (E-PASS) atau Proyek Peningkatan Sistem Kawasan Konservasi di Sulawesi untuk Konservasi Keanekaragaman Hayati (E-PASS). 

Sumber : Diah Ayu Lestari - Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone dan genpi.co

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini