Pencanangan Wisata Alam Mangrove Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai oleh Sekditjen KSDAE

Jumat, 14 Desember 2018

Lanowulu, 14 Desember 2018. Sekretaris Ditjen KSDAE, Ir. Herry Subagiadi, M.Sc melakukan kunjungan kerja ke Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW). Dalam kunjungan ini, Sekditjen KSDAE yang didampingi oleh Kabag Kepegawaian dan Ortala beserta Kepala Balai TNRAW, Kepala Balai BKSDA Sulawesi Tenggara dan Kepala Balai Taman Nasional Wakatobi pada hari pertamanya, Selasa, 11 Desember 2018 yaitu meninjau dan mencanangkan lokasi pengembangan wisata alam mangrove Lanowulu yang rencananya akan mulai dibangun pada awal tahun 2019 di tiga zona mulai dari Dermaga Lanowulu, Pondok Singgah dan Muara Lanowulu.

Dalam kesempatan ini, sekitar 2 jam, Sekditjen KSDAE bersama rombongan berkeliling di kawasan mangrove muara lanowulu, mereka sempat berhenti beberapa kali untuk melemparkan alat pancing dan menikmati ekosistem mangrove yang ada di sana. Selain itu Sekditjen KSDAE juga menyampaikan kepada masyarakat muara lanowulu terkait pemanfaatan hutan mangrove tanpa harus merusaknya.   

Konsep yang dibangun adalah perjalanan wisata mangrove pada lingkungan alami dengan pembangunan sarpras buatan yang seminimal mungkin tanpa mengurangi kenyamanan pengunjung. Sebagai pengendali ruang, area di dalam kawasan mangrove didesain sebagai ruang public dimana pengunjung dapat menikmati atraksi alam mangrove yang tinggi dan rapat, menikmati aliran air sungai, melihat hilir mudik perahu nelayan serta memancing dengan nyaman di badan Sungai Lanowulu.

Sarpras yang akan dibangun di dermaga lanowulu adalah shelter, menara pengamatan, darmaga, jembatan dan tracking mangrove serta tempat penambatan perahu. Di bagian hilir sungai, percabangan sungai Lanowulu memiliki potensi cukup besar untuk dimanfaatkan sebagai stasiun penelitian, wisata memancing dan pengawasan hilir mudik perahu yang dari sungai Lanowulu maupun Sungai Roraya yang menuju ke arah Muara Lanowulu. Untuk fungsi ini, di area tersebut sangat cocok dibangun sarpras pendukung berupa pondok singgah yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung maupun petugas.

Area yang dirancang sebagai ruang usaha memiliki topografi datar dengan luasan 7 ha. Lahan ini berada di pinggir jalan poros Tinanggea-Lantari Jaya. Dengan posisi yang strategis ini ruang usaha dapat penangkap peluang ekonomi ramainya lalu lintas jalan raya dan menyediakan aneka kebutuhan pengunjung. Ruang usaha ini juga cukup terlindung dari perambatan api disebabkan terfragmentasi oleh sungai Lanowulu, mangrove dan jalan raya.

Sumber : Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini