Kelompok Sadar Ekowisata Swarga Bara, Belajar Bisnis Ekowisata di Prevab TN Kutai

Selasa, 27 November 2018

24 November 2018. Prevab-Taman Nasional Kutai terkenal karena merupakan pusat penelitian orangutan liar  sejak tahun 80-an. Keberadaan satwa orangutan liar merupakan keunikan  sekaligus potensi yang dikembangkan sebagai objek penelitian dan wisata terbatas di Taman Nasional Kutai. Status satwa yang tergolong dalam status terancam punah serta kelangsungan kegiatan penelitian orangutan liar, menjadikan tempat ini menjadi suatu areal yang harus dikelola secara spesifik. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Balai TN Kutai untuk dapat menjalankan fungsi-fungsi tersebut, dengan tetap menjaga keliaran orangutan dan keaslian kawasan.

Partner Balai Taman Nasional Kutai dalam mengembangkan potensi Prevab adalah masyarakat Desa Swarga Bara yang merupakan daerah penyangga Taman Nasional Kutai.  Desa Swarga Bara merupakan Desa yang sangat unik karena merupakan perpaduan dari beberapa kelompok etnis yang hidup dalam keharmonisan. Keberagaman  tradisi, adat istiadat menjadikan Desa Swarga Bara khususnya Dusun Kabojaya  menjadi Dusun yang sangat kaya dengan potensi wisata.

Pada tahun 2009, kegiatan wisata alam sudah mulai diinisiasi  Balai TN Kutai didukung oleh Mitra TN Kutai dan PILI (Pusat Informasi Lingkungan) dengan pembentukan kelompok Eko-Kabojaya dengan beberapa program antara lain penyediaan homestay, wisata kuliner, kebun buah untuk agrowisata, pembuatan keajinan, pengolahan sampah dan beberapa kegiatan lain. Kegiatan tersebut masih terus belangsung, namun seiring dengan berjalannya waktu terjadi perubahan struktur dan personil yang mengelola lembaga ini, sehingga beberapa unit usaha kurang optimal dan perlu dibenahi kembali.

Tanggal 24-25 November 2018, Balai TN Kutai melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas kelompok masyarakat pengelola wisata  di Desa Swarga Bara, Kabupaten Kutai Timur. Kegiatan  diikuti oleh 30 peserta yang berasal dari Kelompok Eko-Kabojaya, Pokdarwis Desa Swarga Bara dan Pengurus Bumdes Swarga Bara.  Materi yang disampaikan antara lain: bagaimana menggali potensi, mengenali diri dan membangun kepercayaan diri dalam melakukan bisnis pariwisata, Menjadi tuan rumah yang baik dalam pengusahaan wisata, mengenal lebih dekat Prevab sebagai potensi objek wisata dan bagaimana membangun komitmen dan kelompok.  Narasumber adalah Bintarti Widayanti (IPMI-Jakarta), Irwan Saroso (Pengelola wisata Baliwoso), Nina Amban (Bumi Edukasi Bogor) dan Balai TN Kutai. Kegiatan yang berlangsung di Prevab Taman Nasional Kutai, berlangsung dengan santai dan diselingi dengan games yang membuat para peserta sangat bersemangat.

Dalam penggalian potensi terdapat beberapa hal potensial dalam pengelolaan wisata di Desa Swarga Bara  adalah:

  1. Ekosistem dan potensi orangutan Prevab-TN Kutai, sebagai core atau objek utama sehingga kelestarian sumberdaya alam dan ekosistem mutlak dilakukan.
  2. Kabojaya memiliki potensi 5 etnis dengan berbagai kekayaan budaya
  3. Terdapat potensi buah-buahan yang memungkinkan untuk kegiatan agrowisata di Kampung Jawa
  4. Memiliki batik khas Wakaroros , produksi dan sarana edukasi membatik

Tantangannya adalah bagaimana menjadikan potensi tersebut  menjadi bisnis pariwisata yang berhasil, agar menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dengan tetap menjaga kelestarian kawasan. Melakukan Bisnis pariwisata berarti melakukan  kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya dalam bisnis pariwisata.  Dalam kerangka mencapai tujuan bersama peserta telah menyusun program kerja, tata waktu dan penanggung jawab masing-masing. Untuk dapat mengembangkan potensi-potensi tersebut, perlu membangun komitmen diri dan komitmen bersama. Peran Balai TN Kutai sebagai partner, fasilitator dan pendamping  menjadi sangat penting dalam upaya menjaga proses  tersebut sampai tercapai kemandirian kelompok.

 

Sumber: Balai Taman Nasional Kutai

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini