Monitoring Burung Migran di Kawasan Taman Nasional Sembilang

Senin, 26 November 2018

Banyuasin, 25 November 2018. Burung migran merupakan burung air yang berasal dari daratan Asia Timur (Siberia) yang melakukan migrasi secara periodik seiring dengan kondisi cuaca yang mengalami musim dingin di tempat asalnya yang mengakibatkan berkurangnya ketersediaan makanan. "Jalur migrasi burung migran meliputi jalur asia timur-australasia melalui 22 negara yang tergabung secara sukarela menjadi East Asian-Australian Flyway yang terbentuk pada tahun 2006,"kata Riza Kadarisman. Salah satu lokasi tempat singgah sementara yang menjadi jalur migrasi dari burung migran sebelum menuju ke daratan Australia berada di dalam Kawasan Taman Nasional Sembilang tepatnya di Semenanjung Banyuasin.

Menurut Kepala SPTN Wilayah II Palembang Afan Absori, ST., “untuk mengetahui jumlah populasi serta usaha perlindungan keberadaan burung migran serta habitatnya di dalam Kawasan Taman Nasional Sembilang, Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang sebagai pengelola melakukan kegiatan berupa monitoring satwa tersebut pada setiap musim migrasi”. Kegiatan monitoring burung migran ini dilaksanakan selama 10 hari dari tanggal 15-24 November 2018 oleh tim yang personilnya terdiri dari; Riza Kadarisman (Pengolah Data Pengawetan), Agus Prabowo, ST (PEH),  Deni Mulyana (Polhut) dan David Handoko (PEH).

Kegiatan monitoring meliputi penghitungan jumlah burung tiap jenisnya melalui pengamatan langsung menggunakan peralatan seperti teropong, binocular serta kamera yang berspesifikasi tinggi. Untuk melakukan penghitungan jumlah, menurut Deni Mulyana, “Untuk penghitungan ada dua cara secara akurat  yaitu dengan secara cepat dg menghitung satu-satu individu maupun kelipatan dan secara perkiraan dengan menggunakan metoda blok (block method),  lingkaran bergaris, dan lingkaran tidak bergaris". Masih menurut Deni Mulyana, “penentuan jenis serta jumlah tiap jenis pada kumpulan besar dapat diketahui dari penggunaan teropong, binocular atau evaluasi dari gambar hasil pemotretan”. Selain pengamatan jumlah serta jenis burung migran, juga dilakukan pencarian terhadap burung yang sudah diberikan tanda pada kakinya berupa bendera dengan warna tertentu. Warna dari bendera menjadi identitas dimana burung migran diberikan penanda sehingga dapat diidentifikasi dari mana penandaan pada burung tersebut berasal. “Penandaan burung migran dari wilayah Sumatera berwana oranye-hitam sesuai dengan buku manual pengamatan burung migran.

Kata Agus Prabowo "Selama kegiatan monitoring burung migran ini tim pelaksana menjumpai berbagai jenis burung migran, jenis yang mendominasi  diantaranya  biru laut dengan jenis Limosa limosa dan Limosa laponica terhitung sebanyak 30000 - 32000 ekor, 380- 400 ekor jenis gajahan ( Numenius phaepus dan Numenius arquata) cerek  teramati sebanyak 950 - 1000 ekor dg jenis Charadrius mongolus, Pluvialis squatarola, Pluvialis fulva, Charadrius alexandrines, Caradrius leschenaultii), trinil teramati diangka 1250 -1300 ekor dg jenis Tringa totanus, Tringa nebularia,Tringa stagnatilis, Trinil bedaran, Actitis hypoleucos, Tringa guttifer, Arenaria interpres, Limnodromus semipalmatus, dan  kedidi diangka 200- 250 ekor dg jenis Calidris ferruginea, Calidris canutus. Sedangkan jenis lainnya yaitu dara laut terhitung diangka sebanyak 960 - 1000 ekor dg jenis Sterna albifron, Sterna hirundo, Sterna bergii, Sterna bengalensis, Sterna caspia, Chlidonias hybridus", menurut tim pelaksana. "Sedangkan burung migran terdapat bendera yang berhasil ditemukan ada pada 2 jenis, Tringa cinereus dan Tringa totanus berwarna  oranye hitam merupakan ciri khas penandaan burung dari wilayah Sumatera".

 

Sumber : Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini