Tim ASEAN Centre for Biodiversity Evaluasi TN Kepulauan Seribu

Minggu, 05 Maret 2017

Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu pada tanggal 7- 9 Februari 2017 menerima  kunjungan dari Tim ASEAN Centre for Biodiversity (ACB) yang melakukan evaluasi lapangan atas nominasi ASEAN Heritage Parks (AHP). Tujuan dari evaluasi lapangan adalah untuk memvalidasi informasi pada dokumen pengusulan AHP, mengumpulkan informasi primer dan sekunder tambahan tentang Taman Nasional Kepulauan Seribu, dan melakukan peninjauan lapangan Taman Nasional seperti yang tertuang dalam dokumen pengusulan.

Sebelumnya pada Pertemuan ke-26 dari The ASEAN Working Group on Nature Conservation and Biodiversity (AWGNCB) pada tanggal 24- 27 Mei 2016 di Hanoi-Vietnam, Indonesia telah mengajukan 2 (dua) nominasi AHP yaitu Taman Nasional Kepulauan Seribu dan Taman Nasional Wakatobi.

ASEAN Heritage Parks merupakan kawasan perlindungan terpilih di wilayah ASEAN dengan keaneragaman hayati dan ekosistem yang unik dan bernilai tinggi sebagai keterwakilan ekosistem di kawasan negara-negara ASEAN. AHP merupakan penghargaan tertinggi terhadap pentingnya perlindungan suatu kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi.

Dari 37 lokasi di Asia Tenggara yang telah berstatus AHP,  hanya empat kawasan yang berada di Indonesia yaitu Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Lorent dan terakhir adalah Taman Nasional Way Kambas baru ditetapkan setahun yang lalu.

Tim Evaluasi Lapangan dari ACB terdiri dari 4 personil teknis yaitu tenaga ahli Program AHP untuk Biodiversity dan kawasan lindung dari regional ASEAN dan Tenaga Ahli nasional dari Indonesia serta dari sekretariat ACB. Kepala Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu, Ibu Evi Haerlina, dan Kepala Sub Direktorat Penerapan Konvensi Internasional, Direktorat KKH, Ibu Ratna Kusuma Sari serta perwakilan dari Direktorat Kawasan Konservasi secara langsung turut mendampingi kegiatan evaluasi lapangan.

Kegiatan evaluasi diawali dengan presentasi dokumen usulan AHP oleh Kepala Balai TN Kepulauan Seribu dan dilanjutkan dengan sesi pertanyaan dari tim ACB untuk menggali informasi lebih mendalam.  Pada sesi ini turut hadir dari pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu dan masyarakat lokal yang ikut diwawancarai oleh tim ACB. Evaluasi dilanjutkan dengan kunjungan ke beberapa lokasi seperti habituasi penyu sisik, suaka elang dan ekosistem lamun di Pulau Kotok Besar serta ekosistem terumbu karang di Pulau Kotok Kecil.

Untuk lebih memberikan informasi bahwa Taman Nasional Kepulauan Seribu memiliki ekosistem perairan yang lengkap dan bernilai tinggi, evaluasi lapangan juga dilakukan dengan mengunjungi Zona Inti II di perairan sekitarn Pulau Penjaliran Timur dan Pulau Peteloran Timur. Di Pulau Penjaliran Timur, Tim ACB dapat melihat bagaimana proses ekologis  antara ekosistem hutan pantai, ekosistem mangrove, ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang berlangsung dengan baik sehingga terjadi kelimpahan nutrisi di perairan disekitarnya yang mendukung kelimpahan ikan karang seperti ikan kakak tua, ikan baronang dan ikan pari.

Di Pulau Peteloran Timur, yang merupakan lokasi peneluran penyu sisik (nesting site), tim ACB juga melihat bagaimana proses pelestarian penyu sisik dilakukan dalam pengelolan taman nasional. Kegiatan perlindungan dan pengamanan kawasan dilakukan untuk menyelamatkan sarang penyu sisik dari predator antara lain dari semut, biawak serta manusia.Tim ACB juga diajak bersama-sama mencari sarang penyu sisik dan berhasil ditemukan 2 sarang penyu sisik.

Evaluasi lapangan diakhiri di Kantor SPTN Wilayah I Pulau di Pulau Kelapa Dua untuk melihat lokasi pelestarian penyu sisik, aktivitas sosial ekonomi masyarakat yang berasal dari suku bugis dan melihat ekosistem terumbu karang di Pulau Kaliage Kecil.

Hasil evaluasi lapangan menjadi informasi yang melengkapi proposal nominasi AHP  yang telah diajukan. Keputusan diterima tidaknya TN Kepulauan Seribu menyandang status AHP akan dibahas di pertemuan ke-27 dari the ASEAN Working Group on Nature Conservation and Biodiversity (AWGNCB) pada tanggal 14- 15 Maret 2017 di Brunei Darusalam. Tentu kita berharap TN Kepulauan Seribu dapat menjadi AHP kelima di Indonesia untuk meningkatkan penyadartahuan, kebanggaan, apresiasi serta upaya konservasi melalui jaringan regional negara ASEAN.

Sumber: BTN Kepulauan Seribu

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini