Selasa, 15 Mei 2018
Malinau, 15 Mei 2018. Training Lanjutan Patroli Hutan Berbasis Masyarakat Bagi Kelompok Masyarakat Pengelolaan Hutan (KMPH), merupakan salah satu kegiatan Forclime FC Kabupaten Malinau Tahun 2018. Yang dilaksanakan pada tanggal 16 April s/d 6 Mei 2018 di SPTN II Long Alango Balai TNKM yang meliputi Kecamatan Pujungan dan Kecamatan Bahau Hulu dalam perencanaannya.
Kegiatan ini melibatkan 2 Polisi Hutan dari Balai TNKM Sebagai Pelatih yakni Misoniman dan Hendra Jaya serta 1 Orang Narasumber dari Forclime FC yakni Indah Astuty. Ketiganya bekerjasama secara bergantian memberikan paparan materi dan praktek lapangan.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Tim Patroli Hutan yang terdiri dari masyarakat adat setempat yang tergabung dalam KMPH, tentang pentingnya menjaga dan mengawasi aktivitas di dalam hutan.
Kecamatan Pujungan merupakan wilayah pertama yang di lakukan kegiatan tersebut. yang meliputi 8 Desa, Yakni Desa Long Pujungan, Long Aran, Long Ketaman, Long Pua, long Jelet, Long Paliran, Long Belaka, dan Long Bena.
Materi yang di sampaikan oleh narasumber dan pelatih merupakan materi penting untuk mengetahui potensi keanekaragaman hayati di kawasan TNKM dan potensi pelanggaran di kawasan tersebut serta tindakan yang perlu di lakukan untuk melindungi kawasan yang menjadi bagian penting Heart Of Borneo.
Usai memberikan materi, peserta juga melaksanakan praktek lapangan tentang penggunaan GPS (Global Positioning System). Dimana dalam kegiatan patroli hutan di perlukan GPS sebagai penunjuk arah jalan atau track secara akurat dan dapat membantu mencatat titik peristiwa dalam perjalanan.
Tidak hanya sampai di situ, setelah menyelesaikan pelatihan di Kecamatan Pujungan tim harusnya menuju Kecamatan Bahau Hulu dan menyambangi 6 Desa. Yakni desa Long Alango, Long Uli, Long Tebulo, Long Kemuat, Long berini dan Desa Apau Ping yang juga akan di gelar pelatihan serupa.
Namun karena keterbatasan waktu di tambah lagi situasi dan kondisi lapangan saat itu kurang baik seperti meluapnya air sungai dan hujan yang lebat, sehingga tim tidak dapat melanjutkan kegiatan di Kecamatan Bahau Hulu yang harus di tempuh selama kurang lebih 4 jam dari Kecamatan Pujungan menggunakan transportasi sungai (ketinting) dan melewati riam giram yang memacu adrenalin.
Kendati jalannya kegiatan tidak sesuai perencanaan awal, diharapakan kegiatan itu mampu membangkitkan peran serta masyarakat dalam pengawasan dan pengamanan ekosistem hutan dan kehati yang ada di kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang. Agar manfaatnya kedepan dapat di rasakan bersama, terutama sebagai penopang penghidupan generasi selanjutnya.
Sumber : BTN Kayan Mentarang
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0