Rabu, 09 Mei 2018
Putussibau, 9 Mei 2018. Proyek Pengelolaan Biodiversitas Berkelanjutan Taman Nasional Betung Kerihun memulai fase baru. Guna lebih memfokuskan tujuan dan para pihak yang terlibat Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BBTN Bentarum) dan ITTO mengadakan Stakeholder Meeting On ITTO Project Phase 4 di Aula BBTN Bentarum Selasa (8/5). Sebanyak 40 orang undangan menghadiri rapat berpola Focus Group Discussion (FGD) tersebut dan di buka langsung oleh Kepala Balai Besar TaNa Bentarum, Arief Mahmud. Menurut Arief, FGD pada kali ini merupakan kesempatan para pihak yang terlibat dalam pengelolaan TN Bentarum khususnya TNBK untuk bertukar informasi tidak hanya terkait tentang pengelolaan kelestarian Taman Nasional tetapi juga hal-hal teknis lainnya. “Acara ini menjadi wadah brainstorming kita bersama untuk membuat program yang inovatif bagi keberlanjutan kawasan TNBK” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang peserta Syarief M. Ridwan, Kepala Resort Nanga Hovat mengusulkan adanya monitoring kawasan konservasi yang lebih efektif menggunakan citra landsat. “Kami mengusulan program analisis citra landsat dan RBTM dengan piksel berukuran 30 x 30 meter untuk monitoring kawasan dan resort Nanga Hovat siap menjadi pilot project” tegasnya. Dengan adanya citra tersebut maka tipe vegetasi, tutupan lahan dan kondisi ekosistemnya dapat lebih terpetakan dengan detail dan lengkap. Selain permintaan data citra landsat, Kepala Resort Nanga Hovat ini menyampaikan keinginan juga untuk lebih melibatkan masyarakat lokal dalam kegiatan patroli bersama. Hal ini penting untuk mendapatkan dukungan dan legitimasi serta rasa kepemilikan masyarakat terhadap keberlanjutan kawasan TNBK khususnya di DAS Mendalam. “Pelibatan masyarakat lokal dalam kegiatan patroli bersama sehingga mereka mengetahui apa saja yang dilakukan oleh TN dalam menjaga kawasannya” ujarnya.
FGD turut dihadiri para pejabat struktural lingkup TaNa Bentarum, hingga Kepala Resort. Selain itu hadir pula unsur SKPD Kabupaten Kapuas Hulu diantaranya Kepala Bappeda, Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Dan Pariwisata. Perwakilan NGO diantaranya WWF, TFCA kalimantan serta GIZ Forclime. Melalui kegiatan FGD ini di harapkan tersusunnya antara masalah di dalam kawasan sekaligus solusi penyelesaiannya sehingga teciptanya kawasan TaNa Bentarum yang bermanfaat bagi masyarakat, parapihak dan utamanya kelestarian keanekaragaman hayati di Tana Bentarum dapat terwujud untuk masa yang akan datang.
Sumber : Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TaNa Bentarum)
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0