Alunan Kecapi Ciremai Semarakkan Pembukaan Indofest 2018

Kamis, 03 Mei 2018

Jakarta, 3 Mei 2018. Komposisi musik kecapi, lebih tepatnya Kacapi Ciremai berupa nada instrumentalia (Sekar Gending) mengawali Talkshow pertama setelah pembukaan Indofest 2018.

“Harmonisasi nada Kacapi Ciremai sebenarnya sangat indah cantik dan indah ketika dimainkan di alam pegunungan, sebagai pengiring “nyanyian” alam itu sendiri, seperti angin, air, burung-burung serta Flora-Fauna dan fenomena alam lainnya yang ada di sekitar pegunungan,” penggalan prolog dari Dedi Arianto, masyarakat  Forum Ciremai yang menyuguhkan Kacapi Ciremai.

Namun pada Indofest 2018 kali ini Kacapi Ciremai sengaja dihadirkan untuk menyampaikan pesan dari alam Taman Nasional Gunung Ciremai serta sapaan hangat kearifan budaya lokal masyarakatnya.

“Setiap kita, pecinta alam & petualang alam bebas adalah pewarta dan penyampai pesan melalui akun media sosial masing-masing, akan kearifan tradisional dan alam yang kita kunjungi,” kata Djati Witjaksono Hadi, Kepala Biro Humas KLHK dalam talkshow yang bertemakan “Peran Generasi Milenial dalam Konservasi & Pembangunan KLHK”.

Pada kesempatan yang sama, Herry Subagiadi, Sekretaris Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE) menyampaikan, “Indonesia memiliki 74 Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang mengelola konservasi, 54 diantaranya khusus mengelola hutan konservasi berupa Taman Nasional (TN). Masing-masing TN ini memiliki keunikan alam, flora-fauna, budaya masyarakat tersendiri. Jadi adik-adik pecinta alam tidak akan kehabisan tempat untuk menjadi destinasi petualangan wisata alam bebas. Namun yang mesti diingat adalah kita harus melakukan perjalanan petualangan yang bertanggung jawab. Jangan menimbulkan kerusakan di alam, meski hanya meninggalkan secuil plastik bungkus permen pun.”

Dalam talkshow tersebut juga dihadirkan Kepala Balai TN Ujung Kulon, yang mendapat mandat utama dari Pemerintah untuk mengelola badak Jawa beserta habitatnya. Juga tokoh geberasi muda pelaku kegiatan alam bebas, pendaki gunung serta penulus buku, Harley Bayu Sastha, untuk berbagi pengalaman dan semangat untuk selalu mengeksplor dan mencintai alam Indonesia dengan penuh tanggung jawab.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Biro Humas sangat mendukung penyelenggaraan pameran Indonesia Outdoor Festival atau yang lebih dikenal dengan Indofest 2018. Pameran ini sangat sejalan dengan program KLHK untuk membudayakan hidup ramah dan bersahabat dengan alam dan lingkungan, serta pesan Menteri LHK Siti Nurbaya untuk mengenali dan mencintai negeri Indonesia ini dengan cara yang baik dan benar. Sangat sejalan dengan pergeseran tren generasi muda milenial jaman now, bahwa bertualang ke alam bebas sudah menjadi gaya hidup. Bahkan pesan-pesan dari kearifan alam dan masyarakat sekitar kawasan yang menjadi destinasi petualangan wisata alam bebas semakin mudah disampaikan ke seluruh penjuru dunia, berkat perkembangan teknologi digital dan media sosial.

Indofest kali ini memasuki tahun keempat, dan tahun kedua yang didukung KLHK. Penyelenggaraan tahun ini berlokasi di JCC Senayan Jakarta, dari tanggal 3 -6 Mei 2018. Selain menampilkan produk-produk hasil inovasi yang dikhususkan untuk mendukung kegiatan alam bebas, juga hadir beberapa booth Balai Taman Nasional dan Balai Konservasi Sumberdaya Alam serta booth privat lain dengan konsep konsep edukasi dan cinta alam serta Biro Perjalanan Wisata dan yang lainnya. 

Keikutsertaan Taman Nasional Gunung Ciremai dalam Kegiatan Indofest ini bergabung dalam booth KLHK, merupakan pengalaman pertama, dan merupakan kesempatan untuk mengenalkan potensi pariwisata alam sekaligus sebagai ajang promosi praktek pengelolaan jasa pariwisata alam bersama masyarakat untuk menjadikan masyarakat berdaulat di rumah sendiri.

Sumber : Balai Taman Nasional Gunung Ciremai

[teks & foto © TNGC & Biro Humas KLHK | Agus & Kus]

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini