Minggu, 26 Februari 2017
Pelatihan pejuang iklim berlangsung selama 3 hari sejak hari Jumat hingga Minggu tanggal 24 – 26 Februari 2017 di wilayah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Pelatihan dengan peserta 50 pemuda/i terpilih ini bertujuan untuk membekali peserta dengan informasi tentang perubahan iklim, gaya hidup yang harus dilakukan agar lebih rendah karbon, dan keterampilan komunikasi untuk mendukung aksi pengendalian perubahan iklim. Setelah pelatihan, peserta akan dikukuhkan menjadi Pejuang Iklim dan diwajibkan untuk menerapkan aksi pengendalian perubahan iklim secara langsung di lingkungan sekitarnya. Peserta terbaik akan disponsori oleh UN CC:Learn untuk mengikuti “Tribal Climate Camp 2017” di Amerika Serikat pada tanggal 31 Juli-4 Agustus 2017 yang akan diikuti pemuda/i, kaum profesional pegiat perubahan iklim dan masyarakat adat dari Amerika Serikat dan Kanada.
Pada hari pertama pelaksanaan Youth Leadership Camp for Climate Change 2017 tanggal 24 Februari 2017, para peserta diberikan materi pembekalan dari berbagai nara sumber mengenai perubahan iklim, antara lain Prof. Shahbaz Khan, Director of UNESCO Regional Science Bureau for Asia and the Pacific, Amanda Katili Niode, Manager The Climate Reality Project Indonesia, Cristina Rekakavas, UN CC:Learn Secretariat, Murni Titi Resdiana, Assistant to the President’s Special Envoy on Climate Change, Lia Zakiah, Deputy to Assistant to President’s Special Envoy on Climate Change dan Ray Nayoan, Yayasan Pelabuhan Mimpi. Hari kedua pelaksanaan Youth Leadership Camp for Climate Change 2017 tanggal 25 Februari 2017, para peserta melakukan kunjungan lapangan ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Narasumber pada hari kedua ini antara lain Trita Katriana, National Project Officer for Water and Environment Science at Unesco Office Jakarta dan Ir. Timbul Batubara, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Gambar 1. Manager of The Climate Reality Project Indonesia (Amanda Katili Niode) dan Kepala Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (Timbul Batubara) bersama para peserta Youth Leadership Camp for Climate Change 2017
Para peserta Youth Leadership Camp for Climate Change 2017 melakukan kunjungan lapangan ke Taman Nasioanl Bukit Barisan Selatan, untuk melihat destinasi wisata yang ada di TNBBS Resort Sukaraja Atas SPTN Wilayah I Sukaraja BPTN Wilayah I Semaka, antara lain Wisata Air Terjun Tugu Raflesia; Wisata Track Rhino Camp; Wisata Plot Pengamatan Tarsius Bancanicus.
Gambar 3. Wisata Air Terjun Tugu Raflesia
Selain mengunjungi destinasi wisata yang ada di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Para peserta Youth Leadership Camp for Climate Change 2017 bersama Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan melakukan kegiatan pelepas liaran satwa, terdiri dari 2 ekor Kukang (Nycticebus coucang) dan 2 ekor Elang Brontok (Nisaetus cirrhatus), berasal dari satwa sitaan BKSDA Bengkulu Lampung.
Kegiatan kunjungan lapangan Youth Leadership Camp for Climate Change 2017 diakhiri dengan penanaman pohon jenis Cempaka (Magnolia champaca) di Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Hari terakhir pelaksanaan Youth Leadership Camp for Climate Change 2017 tanggal 26 Februari 2017, peserta juga mendapatkan workshop tentang pembuatan film. Ray Nayoan, sineas muda Indonesia yang beberapa kali memproduksi film tentang perubahan iklim menyatakan bahwa perubahan iklim itu isu yang kompleks, sangat menantang untuk disampaikan melalui film. Ray yang menjadi salah satu trainer dalam camp tersebut menambahkan, “namun jika berhasil mengemas dengan baik, hasilnya adalah masyarakat jadi lebih mudah mencerna dan harapannya mereka mau mengubah gaya hidupnya menjadi lebih rendah karbon.
Sumber Info : Balai TN Bukit Barisan Selatan
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0