Jumat, 27 April 2018
Wilayah Taman Nasional Bunaken yang didominasi oleh perairan, merupakan bagian dari jalur perlintasan dan alur pelayaran penting, di Provinsi Sulawesi Utara umumnya dan Kota Manado khususnya. Jalur perlintasan kapal tersebut antara lain kapal yang melintas dari dan menuju ke Pelabuhan Manado ke wilayah kepulauan Nusa Utara, aktivitas perahu wisata serta perahu transportasi masyarakat yang menuju kawasan Taman Nasional seperti Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Manado Tua, Pulau Nain dan Pulau Mantehage.
Penetapan titik-titik yang diambil dalam survey batrimetry, diambil dari Pelabuhan Manado menuju Bunaken, serta Pelabuhan Manado yang melintasi Taman Nasional menuju arah luar kawasan seperti Bitung dan Sangihe, dengan jumlah line/ lajur survey sebanyak 6 titik.
Pihak yang terlibat dalam kegiatan survey batimetry antara lain dari PUSHIDROSAL, Lantamal VIII, Direktorat Kenavigasian – Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Distrik Navigasi Kelas 1 Bitung, Distrik Navigasi Kelas 1 Surabaya, dan Balai Taman Nasional Bunaken sebagai pendamping lapangan, dengan total 9 orang dengan lama waktu survey dari tanggal 23 – 30 April 2018.
Menurut Agus Imam Handoko dari Direktorat Kenavigasian – Dirjen Perhubungan Laut, tujuan kegiatan ini adalah untuk menjamin keselamatan berlayar kapal yang melintas di Taman Nasional Bunaken, serta mencegah terjadinya kerusakan karang yang diakibatkan dari kapal yang melintas.
Untuk itu manfaat dari hasil survey batimetry ini sangat besar dalam pelayaran, utamanya dijadikan sebagai panduan para pihak dalam menentukan rute perlintasan di kawasan Taman Nasional Bunaken. Kami menggunakan berbagai perlatan untuk mengetahui kedalaman lautnya, seperti multi beam 2040 c untuk mengambil data batimetry, GPS serta alat ukur pasang surut, sambung Agus.
Sumber : Pandu Wijaya, SH – Polhut Ahli, Koordinator Resort Manado Tua
Pendamping Lapangan Survey Batimetry Taman Nasional Bunaken.
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0