Sampah di Alam Merusak Momen Kamu? Yuuk Operasi Bersih Gunung...

Kamis, 29 Maret 2018

Cibodas, 28 Maret 2018. Sampah di alam merusak momen kamu? Kalau mendaki gunung, paling asyik dapat latar pemandangan yang keren. Boleh ditambah tongsis atau kamera fish eye supaya pemandangan lebih luas. Lebih niat lagi, gunakan kamera go pro yang dipasang di drone. Hutan hujan tropis sebagai latar, senyum manis ke kamera yang terbang, KLIK! Foto siap di-publish di instagram. Like mulai menghujam, komentar netizen mulai berdatangan, hingga salah satu komentar merusak momen bahagia itu... “Itu apa sih, di belakang? Tumpukan sampah, ya? Iyuuuh!”

Itu hanya satu kemungkinan yang terjadi akibat begitu banyaknya sampah yang ditinggalkan oleh pendaki. Tumpukan sampah itu mungkin merusak feeds instagram kamu, tapi tahukah kamu kalau sampah itu merusak kawan konservasi, ekosistem, dan manusia yang hidup bergantung dengannya?

“Ah, gampang. Operasi bersih gunung kan, bisa dilakukan oleh para petugas!”

Ya, operasi bersih gunung biasa dilakukan di kawasan konservasi, khususnya di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Pada 14 – 15 Maret 2018, operasi bersih gunung dilakukan dalam rangka memperingati hari ulang tahun Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ke-38 (8 Maret 2018), Hari Bhakti Rimbawan ke-35 (16 Maret 2018), Hari Hutan Internasional (21 Maret 2018), sebagai salah satu langkah dari 3 bulan bebas sampah, serta persiapan pembukaan pendakian tanggal 1 April 2018.

Opsih istimewa

Sebuah momen istimewa, maka dalam Operasi Bersih Gunung kali ini Kepala Bidang Cianjur, Kepala Seksi Cibodas, Kepala Resort Cibodas, dan kepala Resort Gunung Putri turut bergabung dengan para peserta. Peserta Operasi Bersih Gunung kali ini berasal dari TNI, kepolisian, Masyarakat Mitra Polhut (MMP), Masyarakat Peduli Api (MPA); Volunteer (Montana, GPO, Panthera), mitra lainnya, dan tak lupa tim Resort Gunung Putri. Rombongan ini akan berangkat dari pintu masuk Gunung Putri.

Rabu (14/3) pukul 08.00 WIB, Ir Mimi Murdiah selaku Kepala Bidang Teknis Konservasi memberikan sambutan sebelum melepas keberangkatan peserta Operasi Bersih Gunung. Dalam sambutannya, dituturkan bahwa keberadaan TNGGP mendukung kehidupan masyarakat di Kabupaten Cianjur, Sukabumi, Bogor, Bandung, hingga Jakarta dan Bekasi. Namun sayangnya masih banyak sampah yang ditinggalkan pendaki yang akan mencari lingkungan, terutama air. Sampah yang paling banyak merupakan sampah plastik. Maka, disampaikan rencana "Zero Plastic" pada pendakian. "Ke depannya akan ada Zero Plastic untuk menghindari penggunaan plastik kemasan pada pendakian terutama air minum kemasan." Tak lupa, Kepala Bidang Teknis Konservasi juga mengucapkan terimakasih atas partisipasi para peserta Operasi Bersih Gunung.

Keberangkatan peserta Operasi Bersih Gunung ditandai dengan seruan penuh semangat oleh Kepala Bidang Teknis Konservasi, “Salam konservasiii!” yang disambut dengan semangat membara oleh peserta opsih, “Lestariiii!”

Tim Gunung Putri yang sampai di alun-alun Suryakencana pada Rabu (14/3) sekitar pukul 15.00 sudah membawa sebagian sampah yang berhasil dipungut. Beberapa peserta menlanjutkan mengambil sampah, sedangkan beberapa yang lain mulai mendirikan tenda untuk bermalam.

Esok harinya (15/3) sekitar pukul 05.30 WIB, kelompok masyarakat bergerak menyusul sebagai tim pembawa sampah turun. Sementara peserta Operasi Bersih Gunung yang sudah bermalam di Suryakencana segera mengumpulkan sampah dan bersiap menuju pos (shelter) masing-masing untuk lanjut opsih, sedangkan rombongan Kepala Bidang Cianjur, Kepala Seksi Cibodas, dan Kepala Resort Cibodas, melanjutkan perjalanan ke Puncak Gunung Gede dan menuju pintu masuk Cibodas. Pagi itu, kondisi di Alun-alun Suryakencana cukup berkabut dan berangin kencang, namun tim tetap semangat.

Sementara di pos, mitra Gede Pangrango Operation (GPO) siap menyambut tim opsih yang turun dengan suguhan bubur kacang hijau yang hangat. Tim Operasi Bersih Gunung Putri tiba di Pos Gunung Putri mulai pukul 13.00. Rasa lelah terpancar dari wajah mereka, namun tidak satupun keluhan terucap dari bibir mereka. Mereka mengistirahatkan diri sambil menikmati bubur kacang dan bertukar cerita selama pendakian. Sampah yang berhasil dibawa turun ditimbang satu per satu. Bobot per karung bervariatif mulai 4 – 20 kg. Total sampah yang dikumpulkan melalui Pos Gunung Putri sejumlah 774 kg dan di pintu masuk Cibodas mencapai 418 kg.

Kisah dari Duo Asep

Duo Asep, yaitu Asep Hasbillah (Kepala Resort Sarongge) serta Asep Andriana (Polhut Pelaksana Lanjutan di Gunung Putri) membagi beberapa fun facts dalam Operasi Bersih Gunung kali ini. Salah satunya menjelaskan mengapa tisu basah dilarang. Tisu basah sulit diurai, sedangkan keadaan di lapangan banyak ditemui tisu basah untuk membasuh sisa BAB yang ditanam di dalam tanah. Bukan hal menyenangkan harus mengambil tisu dengan kotoran, namun peserta opsih tetap mengambil jika mendapatinya.

Jika peserta opsih dibagi per shelter yang tidak terlampau luas, mengapa banyak sekali sampah yang bisa dibawa? Sekilas memang sedikit sampah yang ada, namun sampah-sampah tersebut disembunyikan di bawah perdu. Jadi, peserta opsih akan mengambil hingga jauh ke semak-semak atau sampah-sampah akan terus tersembunyi di antara semak dan perdu.

Peserta opsih berusaha bekerja sepenuh hati, seperti membawa sekop kecil dan sapu lidi untuk memungut sampah dalam jumlah yang lebih banyak. Meskipun, jumlah sampah tidak sebanding dengan jumlah dan kemampuan peserta yang ada. Contohnya, alun-alun terlihat bersih karena area terbuka, tapi di sudut-sudut dekat Pangrango masih banyak sampah tersembunyi di bawah perdu.

Sampah yang sudah terkumpul akan ditimbang, disortir sesuai jenis. Sampah plastik akan ditimbang terpisah lalu dijual kembali, dan sampah lainnya dibuang ke tempat pembuangan akhir. Melihat masih banyaknya sampah air minum kemasan dalam plastik, Duo Asep berharap adanya Zero Plastic efektif mengurangi pemakaian plastik.

Ironi, pencinta alam sejati menunjukkan aksi nyata memungut sampah yang ditinggalkan para pengaku ‘pencinta’ alam yang meninggalkan sampah. Karena, pencinta alam sejati selalu menginginkan alam tetap lestari.

Sumber : Balai Besar Taman Nasioanl Gunung Gede Pangrango

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini