Tekad Tanpa Jeda, Menjaga Penanda Nyawa Hutan Pulau Bawean

Senin, 23 Juni 2025 BBKSDA Jawa Timur

Bawean, 22 Juni 2025. Dalam kesunyian rimba Pulau Bawean, suara ranting patah dan nyanyian burung menjadi pemandu langkah para penjaga hutan. Selama sepekan, tanggal 10 hingga 17 Juni 2025, tim Seksi KSDA Wilayah III Surabaya, Balai Besar KSDA Jawa Timur (BBKSDA Jatim) bersama Masyarakat Mitra Polhut (MMP) Bawean Lestari melaksanakan SMART Patrol menyusuri kawasan konservasi yang menjadi habitat terakhir satwa dan flora langka.

 

Mereka berjalan kaki menembus belukar basah dan jalur berbatu terjal, menjelajahi area sekitar 150 hektare di Blok Gunung Besar Suaka Margasatwa dan Cagar Alam Pulau Bawean. Dari Grid 26 hingga 51, mereka menandai titik-titik penting, baik keberadaan kehidupan liar maupun tanda-tanda gangguan ekosistem.

 

Dalam patroli ini, sejumlah satwa liar penting terekam, termasuk Elang Ular Bawean yang terbang melingkar di atas kanopi, Rusa Bawean yang meninggalkan jejak dalam lumpur yang hampir kering hingga berbagai jenis burung seperti Raja Udang Api, Cekakak Sungai, dan Merbah Belukar. Dari mamalia malam seperti Kalong dan kelelawar, hingga reptil seperti Ular Gadung dan Biawak Air Tawar, semuanya menjadi bukti bahwa Pulau Bawean masih menyimpan kehidupan yang tak tergantikan dan penanda bahwa hutan ini masih bernyawa. 

 

Tak hanya fauna, kawasan ini juga menjadi rumah bagi anggrek-anggrek liar yang memesona: Anggrek Bulan, Anggrek Cymbidium, hingga Anggrek Ekor Tupai, tumbuh alami di sela batang pohon Sonokeling dan Kosambi. Vegetasi dominan lainnya seperti Pangopa, Jati, dan Laksa Hutan menunjukkan ekosistem yang masih kuat, meski rentan.

 

Namun di balik keindahan itu, tim juga menemukan setumpuk ranting kering, yang dicurigai sebagai bahan kayu bakar. Sebuah catatan penting bahwa intervensi manusia, sekecil apa pun, bisa jadi pemantik degradasi yang lebih besar.

 

Patroli ini juga mendokumentasikan fitur alam penting seperti danau seluas 32 hektare, sungai alami, hingga air terjun tersembunyi yang memperkaya keragaman ekologis Pulau Bawean. Seluruh data, dari koordinat GPS, foto dokumentasi, hingga rekaman suara hutan dirangkum secara sistematis dalam basis data resmi.

 

Tak hanya observasi, patroli ini juga memperkuat koneksi sosial dengan melakukan koordinasi dengan pemerintah desa dan silaturahmi dengan warga sekitar. Dialog dan pengumpulan data sekunder menjadi elemen penting agar konservasi tak hanya berbasis kekuatan hukum, tetapi juga kepercayaan sosial.

 

SMART Patrol ini bukan sekadar langkah monitoring, melainkan manifestasi komitmen nyata BBKSDA Jatim dalam menjaga warisan ekologi yang tersisa.(dna)

 

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik - Balai Besar KSDA Jawa Timur

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini