Kamis, 29 Maret 2018
Cibodas, 19 Maret 2018. Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) kedatangan tiga belas orang Penyuluh Kehutanan dari Pusat Penyuluhan, Kementerian KLHK. Kunjungan ini merupakan suatu kehormatan Balai Besar TNGGP karena merupakan kunjungan perdana rombongan dari Pusat Penyuluhan ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), dalam rangka menciptakan jaringan dan koordinasi kerja antara Penyuluh Kehutanan.
Tim dari Pusat Penyuluhan diterima langsung oleh Kepala Balai Besar TNGGP (Wahju Rudianto, S.Pi. M.Si.), Kepala Bidang Teknis Konservasi (Ir. Mimi Murdiah), dan Kepala Bidang PTN Wilayah I Cianjur (Ir. V. Diah Qurani Kristina, M.Si.). Dalam sambutannya Kepala Balai Besar TNGGP menyampaikan, “Kedatangan para Penyuluh Kehutanan dari Pusat Penyuluhan ke UPT Direktorat Jenderal KSDAE merupakan perdana bagi saya selama menjadi Kepala Balai di beberapa UPT. Semoga kunjungan ini merupakan jalan untuk membuka jaringan dan koordinasi antara UPT Direktorat Jenderal KSDAE dengan Pusat Penyuluhan”.
Pada kesempatan ini Penyuluh Balai Besar TNGGP menyampaikan pula kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan Penyuluh Kehutanan Balai Besar TNGGP: identifikasi potensi sumber daya alam dan ekonomi desa penyangga lingkup Balai Besar TNGGP, penyusunan Programa Penyuluhan Kehutanan (dimulai tahun 2016 sampai sekarang), pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH), identifikasi tipologi desa binaan, pengukuhan legalitas KTH melalui akta notaris, pelatihan pemberdayaan masyarakat “Business Plan”, penyusunan Rencana Pemberdayaan Masyarakat di Desa Binaan, pengembangan usaha ekonomi produktif kelompok masyarakat, pembuatan pupuk organik cair, pengolahan sampah melalui ecobrick, pertemuan-pertemuan rutin KTH, dan koordinasi dengan berbagai stakeholder.
Selain menyampaikan kegiatan yang sudah dilaksanakan, diutarakan juga rencana kegiatan untuk tahun 2018, yaitu sosialisasi terkait kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, magang KTH sesuai dengan pengembangan usahanya (wisata alam, pertanian organik, perikanan, dan itik petelur), serta penilaian kelas KTH dan lain-lain.
Selesai diskusi di Wisma Cinta Alam Balai Besar TNGGP, acara dilanjutkan dengan kunjungan ke salah satu Kelompok Tani Hutan (KTH) binaan Balai Besar TNGGP yaitu KTH Gerbi Lestari di Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur. Anggota KTH ini merupakan para mantan penggarap dalam kawasan TNGGP, pada awal 2017 seluruh penggarap di Kampung Geger Bentang sudah keluar semua. Berdasarkan hasil identifikasi sumberdaya alam dan ekonomi serta identifikasi tipologi masyarakat yang telah dilaksanakan di KTH Gerbi Lestari, diketahui bahwa potensi yang ada di Desa Cimacan (KTH Gerbi Lestari) adalah pertanian, perikanan, dan wisata. Dari hasil pertemuan kelompok disepakati bahwa potensi yang dikembangkan di KTH Gerbi Lestari adalah potensi perikanan yaitu pembesaran ikan mas dan pemancingan. Sehingga usaha ekonomi produktif yang dikembangkan KTH saat ini, budidaya ikan mas serta paket wisata pemancingan dan petik sayuran.
Usaha perikanan yang dimulai pada penghujung tahun 2017, saat ini sudah mulai berproduksi dan menghasilkankan income bagi KTH Gerbi Lestari. Pendapatan ini didapat dari usaha wisata pemancingan dan petik sayuran yang setiap hari libur ramai dikunjungi para pengunjung, baik masyarakat sekitarnya maupun dari luar kota seperti Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi, dan Jakarta. Bukti lainnya KTH Gerbi Lestari mulai dilirik adanya kunjungan dari beberapa perguruan tinggi yang berkunjung ke Kampung Geger Bentang untuk belajar dan praktek dipandu oleh anggota KTH Gerbi Lestari.
Dr. Yumi, salah satu perwakilan Penyuluh Kehutanan dari Pusat Penyuluhan menyampaikan, “Salah satu tujuan timnya datang ke KTH binaan Balai besar TNGGP untuk mencari KTH yang perlu dibina dalam rangka peningkatan kelas KTH”. Dalam diskusi dengan KTH Gerbi Lestari ada beberapa masukan para Penyuluh Kehutanan dari Pusat Penyuluhan. Lokasi KTH Gerbi Lestari yang strategis,berada di lokasi tujuan wisata, potensi sumber daya alam, dan modal sosial (kepercayaan dan gotongroyong) yang cukup tinggi dapat dimanfaatkan sebagai modal pengembangan usaha kelompok. Bagian lain yang masih perlu ditingkatkan sistem pengelolaannya dan penataan desain lanskap dalam lingkungan usaha KTH. Kita dapat belajar pengelolaan wisata yang dikelola masyarakat di Kalibiru, Yogyakarta sudah sangat bagus dan dapat dijadikan lokasi pembelajaran KTH.
Dalam diskusi Ketua KTH Gerbi Lestari, Ayep menyampaikan impian KTH-nya, “KTH Gerbi Lestari menjadi KTH yang berkembang dan mandiri sehingga dapat menggerakan kaum pemuda di Kampung Geger Bentang pada kegiatan yang positif untuk membangun kampungnya yang berbatasan langsung dengan kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango”.
Pada cara ini, hadir pula, Penyuluh Kehutanan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, serta Bhabinkamtibmas Desa Cimacan. Setiap ada kegiatan di Kelompok Tani Hutan (KTH) binaan, Penyuluh Kehutanan selalu berkoordinasi dengan Resort Cibodas dan berbagai pihak lainnya yang ada di lokasi keberadaan KTH agar program kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan di daerah penyangga kawasan konservasi TNGGP dapat selaras antara kehutanan dan pertanian, serta tercipta suasana yang kondusif.
Sumber : Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0