Penantian Panjang Kelahiran Anoa

Rabu, 08 Februari 2017

Manado – Rabu, 8 Februari 2017. Penantian panjang Balai KSDA Sulawesi Utara bersama BP2LHK Manado, ABC (Anoa Breeding Centre), Perwakilan dari PT. Cargil serta beberapa pemerhati konservasi membuahkan hasil dengan kelahiran bayi Anoa di Anoa Breeding Centre pada hari Selasa, 7 Februari 2017 pukul 17.00 WITA, dengan jenis kelamin jantan, berat 5,2 kg serta panjang 49 cm secara normal dibantu tim dan dokter Hewan ABC. Bayi Anoa tersebut berasal dari indukan yang bernama Denok, salah satu anoa di ABC.

Peristiwa langka ini tentu saja sangat membanggakan sekaligus mengembirakan mengingat anoa adalah salah satu spesis endemik Sulawesi yang terancam punah serta ini merupakan kelahiran alami anoa pertama yang benar-benar sukses, dimana bayi anoa lahir dengan selamat dan sehat hingga saat ini Humas ABC BP2LHK Manado, Margaretta Christita, S.Hut mengatakan proses kelahiran anoa kali ini memang dipersiapkan secara matang oleh tim ABC agar kejadian masa lalu yaitu kematian bayi anoa tidak terulang lagi.

“Belajar dari kejadian kemarin, kami tidak ingin terulang lagi makanya sebelumnya kami sudah menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk penanganan kelahiran Anoa jadi segala kemungkinan yang terjadi pada proses kelahiran bisa kami cover dengan prosedur yang benar,” kata Christita.

Lebih lanjut tim dokter hewan ABC BP2LHK Manado, drh. Adven TAJ Simamora menjelaskan tanda-tanda anoa akan melahirkan sudah terlihat pada pukul 11.00 WITA.

“Denok sudah terlihat menyendiri sekitar pukul 11.00 dan dari pengamatan kami melalui CCTV, proses kontraksi terjadi pada pukul 14.00 awalnya kami hanya memantau dan membiarkan secara alami proses persalinan tersebut apalagi pada pukul 15.50 kaki bayi Anoa sudah terlihat keluar tapi setelah beberapa lama ternyata tak kunjung melahirkan, sehingga sesuai SOP tim memutuskan untuk mengambil tindakan,” kata drh. Adven.

drh. Adven yang pada saat itu dibantu oleh Drh. Stefani Sembiring dari Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tasikoki juga menjelaskan bahwa apa yang terjadi pada saat itu adalah kondisi bayi Anoa dalam posisi Distoksia atau dalam istilah manusia sungsang. Hal ini menyebabkan induk Anoa Denok kesulitan untuk melahirkan.

“Kami mulai melakukan tindakan penanganan dengan melakukan reposisi dan penarikan bayi Anoa yang sungsang tersebut pada pukul 17.16 dan empat menit kemudian, pukul 17.20 Wita bayi Anoa lahir. Penanganan yang kami lakukan ini tentunya sesuai dengan SOP agar induk Anoa tidak stres. Selain itu, kami tegaskan tidak ada perlakuan kasar, karena ini juga bisa membuat bayi maupun induk Anoa menjadi tidak nyaman," jelas drh. Adven.

Pengalaman yang dipetik oleh Balai KSDA Sulawesi Utara, BP2LHK Manado dan tim atas 2 kali kelahiran sebelumnya adalah perlunya dokter hewan yang standby di kandang untuk memeriksa kesehatan dan penanganan kelahiran (difasilitasi penyediaan dokter hewan oleh PT. Cargill April 2016 - Maret 2017); anoa yang hamil perlu dipindahkan ke kandang yang luas agar menyerupai habitat aslinya dan anoa bisa banyak bergerak (difasilitasi kandang baru oleh PT. Cargill Indonesia); dan SOP sangat penting dalam penanganan kelahiran anoa.

Sumber Info : Balai KSDA Sulawesi Utara, http://www.forda-mof.org/berita/post/3407, http://www.balithut-manado.org/

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini