Selasa, 17 Januari 2017
Singapura – EAAFP merupakan jaringan kerja dari para mitra dalam Jalur Terbang Asia Timur – Australasia. Kemitraan ini bertujuan untuk melindungi burung air bermigrasi dan habitatnya yang jalur terbangnya melintasi berbagai negara. Indonesia telah menjadi anggota EAAFP sejak awal pembentukan pada tahun 2006. EAAFP tahun ini berlangsung dari tanggal 11 hingga 15 Januari 2017, delegasi Indonesia yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah Bambang Dahono Adji (Direktur KKH) sebagai ketua Delri, Drajat Dwi Hartono dari Direktorat KKH, Dr. Dewi Malia Prawiradilaga dari LIPI, Yus Rusila Noor dari Wetlands International Indonesia dan Fransisca Noni Tirtaningtyas dari Burung Indonesia sebagai anggota Delri dan mitra kerja nasional.
Di dalam pertemuan tersebut telah disampaikan Indonesia country report dan workplan 2017 kepada sekretariat EAAFP sebagai laporan program dan target terbaru yang telah dicapai oleh Indonesia hingga tahun 2016, serta rencana kerja untuk tahun berikutnya. Saat ini Indonesia telah mempunyai dua Situs Jaringan Flyway (Flyway Network Site – FSN) yaitu TN Wasur dan TN Sembilang yang keduanya juga merupakan situs Ramsar. Ditetapkannya kedua situs tersebut menjadi jaringan kerja maka diharapkan pemerintah pusat, pengelola kawasan dan pemangku kepentingan terkait dapat bekerjasama untuk mencapai program pelestarian melindungi burung air bermigrasi di Indonesia. Pelestarian burung air bermigrasi bergantung pada pengelolaan yang memadai dari suatu jaringan kerja menyeluruh yang melibatkan lokasi yang memiliki kepentingan secara internasional.
Indonesia telah mengusulkan dua FSN baru kepada Sekretariat EAAFP yaitu Taman Wisata Teluk Kupang (NTT) and Bagan Percut (Sumatra Utara). Nantinya diharapkan jumlah Situs Jaringan Flyway di Indonesia dapat mencakup keseluruhan situs yang disinggahi burung air bermigrasi ketika berada di Indonesia. Rencana kerja Indonesia terkait dengan kemitraan ini salah satunya adalah mendorong pengumpulan data dan informasi mengenai burung air bermigrasi melalui pelibatan UPT Kementerian LHK dan pengamat burung secara luas di Indonesia, diantaranya melalui kegiatan Asian Waterbird Census yang saat ini dikoordinir oleh Kementerian LHK dan Wetlands International Indonesia.
Sumber : Direktorat KKH
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0