Temuan Tumbuhan Dan Satwa Liar Melalui Jasa Titipan Kilat/Cargo Bandara Supadio Pontianak

Selasa, 16 Januari 2018

Pontianak, 16/1/2018 pada pukul 13.40 Tim Gugus Tugas TSL Balai KSDA Kalimantan Barat menerima penyerahan tumbuhan dan satwa liar dari Polisi Kehutanan yang bertugas di bagian pengiriman cargo Bandara Supadio Pontianak. Tumbuhan dan satwa liar tersebut berupa 1 (satu) ekor Biawak Tak Bertelinga (Lanthanotus borneensis) dan 1 (satu) kotak/kardus berisi berbagai jenis Anggrek khas Kalimantan Barat. Sampai saat ini Biawak tersebut masih dalam perawatan dokter hewan pada Balai KSDA Kalbar, sedangkan berbagai jenis anggrek sedang diidentifikasi jenisnya oleh fungsional PEH.

Berdasarkan dokumen pengiriman diketahui bahwa satwa biawak tak bertelinga tersebut dikirim melalui jasa titipan kilat dengan alamat pengirim Jl. Penjara Pontianak sedangkan alamat tujuan ke Jl. Sutomo, Pematang Siantar Sumatra Utara. Sedangkan tumbuhan anggrek didapat dari bagasi penumpang dengan tujuan Jakarta, berdasarkan keterangan pemilik bagasi bahwa anggrek tersebut didapat dari hutan sekitar rumahnya di Kabupaten Melawi.

Pengiriman satwa melalui jasa titipan kilat ini sering terjadi. Berdasarkan analisa petugas, pengirim mengelabui petugas jasa titipan kilat dengan memberi nama pengirim berbeda-beda. Dari perkembangan penyelidikan yang dilakukan Balai KSDA Kalimantan Barat ada indikasi bahwa pengirim satwa tersebut merupakan orang yang terbiasa melakukan pengiriman satwa selama ini. Barangkali ini harus menjadi perhatian bersama dalam upaya pengawasan peredaran barang ilegal, seperti dituturkan Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai KSDA Kalimantan Barat, LIDIA LILLY, S.Hut, M.P. Beliau mengatakan bahwa tingginya pengiriman satwa liar menandakan bahwa ada banyak permintaan dari luar Kota Pontianak, sehingga hal ini harus segera kita antisipasi melalui kegiatan penyadartahuan baik melalui sosialisasi/penyuluhan TSL.

Kepada pengirim TSL tersebut beliau berpesan, agar tidak lagi melakukan hal yang sama dengan mengirim satwa liar melalui jasa titipan kilat. Hal tersebut tidak hanya berdampak pada kurangnya populasi satwa di alam, namun berdampak langsung bagi keselamatan penerbangan. Seperti telah kita ketahui bahwa Biawak tak bertelinga adalah salah satu hewan endemik Kalimantan, satwa ini juga tidak (belum) masuk dalam daftar IUCN Redlist pada 2012, namun keberadaan di alam sudah sangat susah dijumpai dan jumlahnya di alampun tidak lagi banyak. Demikian juga anggrek kalimantan, sangat disayangkan apabila anggrek khas kalimantan ini semakin hari semakin berkurang populasi di alamnya, upaya-upaya penangkaran TSL dua jenis tersebut diatas sampai dengan saat ini sedang diupayakan oleh Balai KSDA Kalimantan Barat.

Selanjutnya satwa biawak tak bertelinga akan dilepasliarkan secepatnya ke habitat aslinya, dan untuk anggrek akan ditanam kembali ke CA Lo Fat Fun Pie sebagai habitat asli anggrek kalimantan(YS)

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini