Sabtu, 30 Desember 2017
Palu, 30 Desember 2017. Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) bersama proyek Enhancing Protected Area System in Sulawesi (EPASS) dan Forest Programme III (FP III) berkomitmen untuk menjalin kerja sama melalui Kemitraan Konservasi Masyarakat (KKM) pada 15 desa sasaran EPASS dan 40 desa sasaran FP III yang merupakan desa-desa penyangga TNLL. Untuk tahun 2017 Balai Besar TNLL bersama EPASS telah memulai penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 5 desa yang ada di Kabupaten Sigi. Ruang lingkup kegiatan dalam PKS ini meliputi pencegahan, penanggulangan dan penjagaan Kawasan TNLL, pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa beserta habitatnya, pemulihan ekosistem, pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam, pemanfaatan jasa lingkungan (air, energi air serta wisata alam), dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu secara tradisional dan terbatas.
Dihadiri oleh Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kab. Sigi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab. Sigi, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab. Sigi, Camat Gumbasa, Konsultan FP III dan EPASS, pada tanggal 30 Desember 2017 bertempat di Hotel Sultan Raja Palu, Kepala Balai Besar TNLL melakukan penandatanganan PKS tentang Penguatan Fungsi Pengelolaan Kawasan TNLL melalui KKM dengan Kepala Desa Pakuli Utara, Pakuli, Omu, Simoro dan Tuva.
Dalam sambutannya Kepala Balai Besar TNLL, Ir. Sudayatna, M.Sc, menyampaikan bahwa salah satu kegiatan yang telah berjalan dalam mendukung KKM ini adalah patroli bersama antara masyarakat, tokoh adat, aparat desa dan petugas TNLL. Penandatanganan ini perlu segera dilakukan mengingat kegiatan perlindungan dan pengamanan, pemberian akses pengambilan hasil hutan bukan kayu, pemanfaatan jasa lingkungan dan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan melalui Proyek EPASS akan dimulai pada bulan Januari 2018. Salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat tersebut adalah pemberian bantuan dana skala kecil (micro capital grant).
Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa prinsip pendekatan yang digunakan dalam pemberian bantuan ini adalah berbasis masyarakat, kesetaraan gender, transparansi dan akuntabilitas, memberi nilai tambah, dan berkelanjutan. Kegiatan ini juga dapat memberikan pelayanan dan manfaat secara terus menerus dengan mempertimbangkan kelayakan teknis, pembiayaan, kelembagaan, kesetaraan sosial, dan pelestarian lingkungan.
Kepala Bapelitbangda Kab. Sigi, Drs. Sutopo Sapto Condro, MT., dalam kesempatan yang sama, menyampaikan bahwa Kabupaten Sigi memiliki program pembangunan yang berkelanjutan dengan 2 indikator utama yaitu peningkatan indeks pembangunan manusia dan pengurangan penduduk miskin. Dengan hadirnya KKM di beberapa desa di Kab.Sigi diharapkan dapat selaras dan membantu pencapaian 2 indikator tersebut. Lebih lanjut beliau juga menyampaikan bahwa KKM ini hendaknya dapat terus berlanjut meskipun proyek EPASS dan FP III telah berakhir.
Menanggapi hal tersebut Kepala Balai Besar TNLL mengatakan bahwa setelah proyek selesai, Balai Besar TNLL berkomitmen untuk melanjutkan program ini melalui pelaksanaan beberapa kegiatan seperti patroli bersama, dan pengembangan potensi yang ada di dalam kawasan melalui pemberian izin dan kerjasama lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
KKM yang dibangun oleh Balai Besar TNLL, seperti yang dipaparkan oleh Community Engagement EPASS, Zarlif, SP., telah berlangsung sejak bulan April 2017. Dalam prosesnya telah dilakukan koordinasi, sosialisasi, penyusunan dan pembahasan draft secara partisipatif dengan masyarakat desa sasaran. KKM ini memiliki beberapa manfaat bagi para pihak diantaranya adalah sebagai wadah komunikasi dalam mengelola kawasan secara kolaboratif, peningkatan fungsi jasa lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, dan dukungan pemberdayaan bagi kehidupan masyarakat.
Sumber : Humas Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0