Jumat, 08 Desember 2017
Simalungun, 7 Desember 2017. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Ir. Wiratno, M.Sc., yang mewakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan disambut oleh tarian daerah Simalungun saat memasuki tempat upacara. Hari itu menjadi hari yang bersejarah, karena Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC), diresmikan oleh Direktur Jenderal KSDAE, disaksikan oleh Kepala Badan Penelitian Pengembangan (Litbang) dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Dr. Agus Justianto, Tenaga Ahli Menteri LHK Gideon Wijaya Ketaren, Sekretaris Badan Litbang dan Inovasi, Dr. Sylvana Ratina, Kepala Pusat Penelitian Hasil Hutan, Dr. Dwi Sudarto, serta tamu dan undangan lainnya.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatera Utara, Dr. Ir. Hotmauli Sianturi, M.Sc.For., menyampaikan Laporan, bahwa Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli serta lembaga swadaya masyarakat Veterinary Society for Sumatran Wildlife Conservation (Vesswic) yang fokus pada upaya konservasi satwa liar yang ada di Sumatera, secara bersama-sama menyadari akan pentingnya menjaga kelestarian satwa yang dilindungi dalam hal ini Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus).
Kawasan Strategis Nasional Danau Toba menjadi salah satu Prioritas Program Pembangunan Nasional (Pronas) dan perlu dukungan dalam pengembangan wisata Danau Toba. Atas dasar itulah kemudian Balai Besar KSDA Sumatera Utara, BP2LHK Aek Nauli dan lembaga Vesswic bersepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama tentang Pengembangan Konservasi Gajah Jinak Untuk Mendukung Ekowisata Danau Toba di KHDTK Aek Nauli.
“Kesepakatan tersebut dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama, sebagaimana diatur dalam Addendum Perjanjian Kerjasama Nomor : PKS.7472/K.3/TU/KDN/ 11/2016, Nomor : PKS.06/BP2LHK ANU-1/11/2016 dan Nomor : 075.A/Vesswic/10/ XI/2016 tanggal 1 November 2016 tentang Pengembangan Konservasi Gajah Jinak dan Primata Untuk Mendukung Ekowisata Danau Toba di KHDTK Aek Nauli ± 285 Ha,” papar Hotmauli.
Lebih lanjut Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara menjelaskan, bahwa realisasi dari Perjanjian Kerjasama tersebut ditandai dengan dibangunnya sejumlah fasilitas sarana prasarana, seperti : panggung pertunjukan, joglo, shelter, pusat informasi, rumah mahout, kandang tidur gajah, kolam mandi gajah, klinik gajah, dan berbagai fasilitas lainnya.
“Disamping itu, pada tanggal 17 Nopember 2017, 4 (empat) ekor gajah, masing-masing : Ester (betina, ± 36 tahun), Vini (betina, ± 30 tahun), Siti (betina, ± 37 tahun) dan Lubing (jantan, ± 12 tahun) telah menjadi penghuni ANECC. Keempat ekor gajah ini sebelumnya berasal dari Pusat Latihan Gajah Holiday Resort,” urai Hotmauli.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Simalungun, yang mewakili Bupati Simalungun, dalam sambutannya, menyambut baik atas peresmian ANECC ini dan berharap keberadaannya akan mendorong dan mendongkrak meningkatnya kunjungan wisatwan ke Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia.
Dirjen KSDAE, Ir. Wiratno, M.Sc., juga sangat mendukung keberadaan ANECC ini, mengingat populasi Gajah Sumatera sekarang ini semakin menurun. Dengan ANECC diharapkan berkontribusi dalam peningkatan populasi gajah khususnya di propinsi Sumatera Utara.
Rangkaian acara peresmian dimulai dari penandatanganan prasasti oleh Dirjen KSDAE, pengguntingan pita, kunjungan Dirjen KSDAE beserta rombongan ke beberapa fasilitas sarana prasarana, dan diakhiri dengan menyaksikan pengalungan bunga oleh gajah masing-masing kepada Dirjen KSDAE, Kepala Badan Litbang dan Inovasi, Kepala Kepolisian Resort Simalungun dan Komandan Kodim 02/07 Simalungun, serta atraksi gajah.
Sumber : Balai Besar KSDA Sumatera Utara
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0