Kamis, 23 November 2017
24 November 2017. Balai Taman Nasional Gunung Merapi (Balai TNGM) menyelenggarakan kegiatan pembinaan kepada masyarakat terkait tentang kebencanaan. Hal ini dilatarbelakangi kondisi Gunung Merapi yang merupakan gunung teraktif di Indonesia dengan identik letusan vulkanik yang terjadi dengan durasi rata-rata 4 tahunan. Selain itu kondisi ekosistem pegunungan yang mempunyai alur sungai, lereng serta vegetasi beragam memungkinnya terjadi kejadian bencana seperti tanah longsor, banjir lahar, pohon tumbang, angin puting beliung, dan tak kalah lain adalah kebakaran hutan dan lahan.
Keberadaan daerah penyangga dimana kawasan TNGM dikelilingi oleh 30 Desa di 10 kecamatan dengan beragam aktifitas masyarakatnya terhadap kawasan menjadikan kawasan TNGM perlu memberikan pembinaan kepada masyarakat dalam hal kesiapsiagaan bencana bencana yang dapat terjadi pada saat musim tertentu atau bahkan prediksi kejadian letusan/erupsi yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Pembinaan kesiapsiagaan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman pengetahuan tentang siapsiaga bencana, serta memberikan semangat mengingatkan untuk selalu waspada meskipun saat ini kejadian bencana tersebut jarang atau tidak terjadi.
Sasaran kegiatan ini kepada Masyarakat Peduli Api, Masyarakat Mitra Polhut, para perangkat desa di desa penyangga kawasan konservasi TNGM. Pada tangal 22 November 2017 dilaksanakan di kecamatan Cangkringan, Musuk dan Selo, sedangkan pada tanggal 23 November 2017 dilaksanakan di kecamatan Turi dan Srumbung dan pada tanggal 24 November 2017 dilaksanakan di kecamatan Dukun dan Kemalang.
Pada pembinaan kesiapsiagaan bencana tersebut disampaikan materi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat terkait tentang kesiapsiagaan darurat bencana, serta dari Balai TNGM tentang kondisi TNGM yang juga riskan dari bencana, misalnya kebakaran hutan, adaptasi dan mitigasinya.
Harapan dalam kegiatan ini dapat memberikan semangat mengingatkan agar kita selalu siap siaga serta memahami kembali tentang kawasan konservasi TNGM, kesiapsiagaan darurat bencana yang sering terjadi terutama di kawasan TNGM. Kemudian kegiatan ini sekiranya dapat dilaksanakan setiap tahun menjelang atau saat akan terjadinya musim bencana seperti banjir lahar, longsong angin kencang pada musim penghujan, atau kebakaran hutan saat menjelang musim kemarau. Kemudian ketiga kegiatan ini akan lebih lengkap disinergikan dengan kegiatan lain seperti apel siaga seluruh institusi terkait dalam kejadian bencana.
Sumber : Balai TN Gunung Merapi
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0