Pratik Lapang Dan Aksi Bersih Mahasiswa Biologi Universitas Tadulako DI TN Lore Lindu

Selasa, 14 November 2017

Palu (14/11/2017). Jumlah kunjungan wisata di Telaga Tambing/Kalimpaa dari tahun 2015 sampai 2017 terus meningkat. Tren positif tersebut dimulai dengan dibangunnya beberapa sarana dan prasarana berupa jalan masuk menuju telaga, shelter, toilet, camping ground dan pondok peneliti. Untuk tahun  2017 obyek tersebut telah dilengkapi pula dengan musholla, pusat informasi, dan pos jaga. Namun demikian, dengan terjadinya gempa bumi pada tanggal 29 Mei 2017 yang menenggelamkan jalur wisata di tepi telaga dan merusak beberapa sarpras yang lain telah menyebabkan tren positif tersebut terhenti. Beberapa spot swafoto (selfie) yang cukup viral dikalangan muda-mudi juga telah tiada.

Kondisi tersebut tidak serta merta menyebabkan aktivitas kunjungan disana berhenti total. Salah satu bentuk aktivitas lain yang dapat dilakukan di sekitar telaga tersebut adalah kegiatan pendidikan konservasi, seperti yang dilakukan mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Tadulako (Untad). Selama tiga hari pada tanggal 10 s.d 12 November 2017 mereka melaksanakan kegiatan praktek lapangan dan aksi bersih sampah. 

Menurut Prof. Ramadhanil Pitopang, Wakil Dekan I (Bidang Akademik) Fakultas MIPA Untad, yang dijumpai pada saat asistensi lapangan di Telaga Tambing, kehadiran mahasiswa bidang ilmu biologi, kehutanan, farmasi dan bidang ilmu hayati lainnya di Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) sangat diperlukan karena disitulah letak laboratorium alam dimana beraneka ragam jenis tumbuhan dan satwa dengan mudah untuk dijumpai dan dipelajari. Tidak heran jika kemudian TNLL telah mendapat berbagai pengakuan dunia internasional antara lain sebagai kawasan Cagar Biosfer Lore Lindu melalui program Man and Biosphere UNESCO, Endemic Bird Area oleh Bird Life International, dan Centre of Plant Diversity oleh IUCN. Salah satu spot yang cukup representatif dan mudah di akses di kawasan TNLL adalah Telaga Tambing. 

Alasan lain yang mendorong penemu salah satu spesies dari genus Nephentes (Nephentes pitopangi) ini untuk mengajak mahasiswa ke TNLL adalah adanya fakta bahwa masih banyak tumbuhan yang belum diketahui jenisnya sehingga telah menarik para pemerhati flora internasional untuk melakukan penelitian di kawasan ini. Beliau berharap agar mahasiswa dan peneliti Indonesia juga tidak ketinggalan untuk melakukan penelitian tersebut. 

Pada kesempatan yang sama, Kepala Balai Taman Nasional Lore Lindu, Ir. Sudayatna, M.Sc, juga menyampaikan bahwa mengingat potensi yang dimilikinya, Telaga Tambing selain menjadi obyek wisata juga akan dikembangkan sebagai pusat pendidikan konservasi dan lingkungan. Untuk itu beliau berharap kehadiran information center akan menjadi jendela  informasi yang dapat memberi stimulus bagi pelajar dan mahasiswa untuk lebih jauh mengenal dan meneliti tentang keanekaragaman hayati yang ada di TNLL.

 

 

Sumber : Humas Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini