Lagi, 4 Ekor Owa Jawa Dilepasliarkan BBKSDA Jawa Barat

Sabtu, 07 Oktober 2017

Bandung, 7 Oktober 2017. Sebanyak 4 (empat) ekor owa jawa (Hylobates moloch) dilepasliarkan di Cagar Alam Gunung Tilu pada tanggal 5 Oktober 2017. Pelepasliaran tersebut dilakukan oleh Resor Konservasi Wilayah Gunung Tilu BBKSDA Jawa Barat bersama-sama dengan The Aspinall Foundation.

Keempat owa jawa tersebut dilepasliarkan di 2 lokasi yang berbeda. Dua ekor owa jawa yang bernama Ucup (jantan berumur 8 tahun) dan Desi (betina berumur 5 tahun) dilepasliarkan di Blok Ankap. Ucup telah menjalani masa rehabilitasi selama 2 tahun, sedangkan Desi telah menjalani masa rehabilitasi selama 6 bulan. Kedua owa jawa yang berbeda jenis kelamin tersebut telah berpasangan selama berada di kandang rehabilitasi, maupun di kandang habituasi.

Dua ekor owa jawa lainnya dilepasliarkan di Blok Cikahuripan, masing-masing bernama Iwa (jantan berumur 3 tahun) dan Amoy (betina berumur 2,5 tahun). Kedua ekor owa jawa tersebut telah menjalani proses rehabilitasi selama 1 tahun dan telah berada di kandang habituasi selama 2 bulan.

Keempat ekor jawa tersebut dilepasliarkan setelah evaluasi dan monitoring yang dilakukan The Aspinall Foundation, baik di kandang rehabilitasi maupun di kandang habituasi menunjukkan bahwa keempat ekor owa jawa tersebut sudah layak dilepasliarkan.

Kawasan CA Gunung Tilu sendiri dipilih sebagai tempat pelepasliaran owa jawa dengan pertimbangan bahwa kawasan tersebut merupakan habitat yang baik untuk owa jawa karena masih memiliki ketersediaan pakan yang cukup banyak. Dengan kegiatan pelepasliaran ini, diharapkan dapat menstimulus peningkatan populasi owa jawa di CA Gunung Tilu.

Seperti diketahui owa jawa merupakan salah satu primata yang dilindungi undang-undang. Keberadaannya saat ini di alam semakin langka sehingga tidak mengherankan jika The IUCN Red List of Threatened Species mengelompokkan owa jawa ke dalam endangered species atau satwa langka. Oleh karena itu, program rehabilitasi maupun pelepasliaran owa jawa perlu terus didukung guna menjaga kelestarian satwa langka yang terkenal setia pada pasangannya ini di habitat aslinya.

Sumber : Humas Balai Besar KSDA Jawa Barat

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini