BKSDA Kalsel Gelar Sarasehan Peredaran Tumbuhan Dan Satwa Liar

Rabu, 27 September 2017

Banjarmasin (27/9/2017). Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat telah menyelenggarakan sarasehan tentang Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) di Kalimantan Selatan pada tanggal 27 September 2017. Tema ini diusung karena masih maraknya peredaran TSL ilegal yang terjadi dan masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang makna konservasi. Tema ini sejalan dengan tema besar HKAN “Konservasi Alam Konservasi Kita”.

“Masih banyak masyarakat yang memelihara satwa liar yang dilindungi. Masih juga banyak peredaran TSL ilegal melalui jalur darat, laut maupun udara. Kami sangat kuwalahan monitoring pengawasan peredaran di pintu-pintu laut dan darat”. Demikian yang disampaikan L. Andi Widyarto, MP, Kepala BKSDA Kalsel dalam sambutannya.

Dalam sarasehan kali ini menghadirkan narasumber dari Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Ir. Supriyanto,  Dekan Fakultas Kehutanan Ir. Sunardi, MS, dan Ketua Biodiversitas Indonesia Amalia Rezeki, S.Pd, M.Pd dengan dipandu moderator Ratna Sari Dewi dari TVRI.  Pemaparan masing-masing narasumber mempunyai benang merah yang sama, bagaimana konservasi dapat dipahami dan dilakukan oleh semua lapisan masyarakat.

Peserta sarasehan dihadiri beberapa instansi dari Polda Kalsel, Polres, Dinas Kehutanan Prov. Kalsel,  perusahaan swasta, kelompok pecinta alam, kelompok pecinta satwa, komunitas offroad, kader konservasi, Saka Wana Bakti, dan mahasiswa Fakultas Kehutanan.

Beberapa kesimpulan dari sarasehan yang perlu direalisasikan adalah :

  1. Perlu mendukung pengembangan dan pembinaan penangkaran dan budidaya tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga kebergantungan terhadap TSL secara alami dapat dikurangi, dan kelestarian TSL di alam tetap terjaga.
  2. Perlu dilakukan survei potensi secara berkala pada jenis-jenis tumbuhan dan satwa liar yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
  3. Meningkatkan hubungan kemitraan dengan para pihak yang meliputi instansi pemerintah, lembaga penelitian, perguruan tinggi, LSM, dan swasta dalam rangka mendapatkan dukungan informasi, tenaga dan pendanaan.
  4. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi semua pihak yang berkaitan dengan pemanfaatan dan peredaran TSL.
  5. Kampanye anti illegal wildlife crime di bandara, pelabuhan laut, pasar burung, pet shop, media massa maupun bentuk sosialisasi lain kepada masyarakat luas.
  6. Perlu peran dan keterlibatan komunitas/ generasi muda dalam kampanye konservasi dimanaupun berada.

 

Sehari sebelumnya, telah dilakukan penanaman pohon di Tahura Sultan Adam sebagai langkah nyata atas kepedulian terhadap konservasi. Semoga dengan kegiatan sarasehan ini semakin menggugah khalayak luas untuk peduli konservasi.

Sumber: BKSDA Kalsel

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini