Selasa, 29 Agustus 2017
Jakarta, (29/8/2017). Dirjen KSDAE didaulat menjadi pembicara dalam acara sosialiasasi pelaksaan International Conference of National Trust 2017 (ICTN) serta dalam kegiatan pelestarian pusaka. Acara ini dilaksanakan oleh Kompas kerjasama dengan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) bertempat di Bentara Budaya Jakarta (Palmerah Jaksel). Hadir dalam acara tersebut beberapa tokoh nasional seperti Ninuk Mardiana Pambudy (Wakil Redaksi Kompas), Hashim Djojohadikusuma (Ketua Dewan Pembina BPPI), Amanda Katil Niode (Manager The Climate Reality Project Indonesia), Radar Panca Dahana (sasterawan dan budayawan), serta Catrina Pratiri Kubontubuh (Ketua BPPI).
Wiratno selaku Dirjen KSDAE menyampaikan bahwa "pengelolaan kawasan konservasi, termasuk taman-taman nasional yang luasnya lebih dari 16 juta hektar atau 223 kali lipat Singapura, ke depan akan dikelola dengan prinsip-prinsip keterbukaan dan pelibatan kelompok masyarakat, dan pemerintahan desa-desa di sekitarnya atau di dalamnya. Inilah yang disebut sebagai “membangun socio culture and economic buffer dalam pengelolaan taman nasional”. Sebenarnya bukan hanya taman nasional saja, namun seluruh model pengelolaan hutan di tanah air harus menerapkan prinsip ini"
Salah satu "quot of the day" dari Dirjen KSDAE " Hutan ini merupakan pinjaman generasi mendatang kepada kita, kita harus kembalikan kepada keadaan yang secantik-cantiknya".
Sumber : Datin KSDAE
Pemberian Cinderamata oleh Ketua Dewan Pembina BPPI kepada Dirjen KSDAE
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0